Photobucket

Sabtu, 19 November 2011

Kesan 10 hari Diklat Sertifikasi Guru NTB


Alhamdulillah, setelah sekian lama menunggu, akhirnya dapat juga giliran panggilan  mengikuti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) untuk mendapatkan Sertifikasi Guru Gelombang IX Rayon 22 yang diadakan oleh Universitas Mataram  (Unram) NTB.

Selama 10 hari di Wisma Nusantara Mataram, menyimpan banyak kenangan. Disamping dapat tambahan ilmu, pengalaman baru tentang guru profesional, juga yang berkesan adalah teman-teman dari berbagai Kabupaten/Kota lebih khusus teman sekamar yang terdiri dari orang-orang baik dan menyenangkan.

Pak Bambang.

Guru Matematika, pendiam, santun dan  baik hati. Yang membuatku terkesan beliau sering membuat kejutan. Foto-foto saat kami sedang tidur ditunjukkannya. Ada yang gaya tidurnya jongkok sambil mengangkat kedua betisnya. Ada yang bisa tidur bila dibawah bantalnya ada sajadah. Ada juga yang ngoroknya kaya kicauan burung. ckk...ckk...

Kebiasaan beliau sendiri, jika mau tidur harus jalan-jalan dulu sendirian mengelilingi Wisma Nusantara sambil mengumpulkan buah mangga matang yang berjatuhan untuk dimakan bersama-sama keesokan harinya.



Pak Ochen Rahman

Guru Kesenian. Beliau yang tertua diantara kami makanya dipanggil "Babe". Babe sudah hampir 40 tahun mengabdi menjadi guru dan baru sempat dapat panggilan diklat sertifikasi guru karena usia kritis. Bisa dibayangkan beliau hanya bisa menikmati gaji sertifikasinya paling lama satu tahun karena keburu pensiun.

Kami salut atas kesabaran dan ketegaran beliau. Kami dapat banyak pencerahan terutama ILMU IKHLAS. Bahwa menjadi guru seyogyanya mendidik dan mengajar dengan ketulusan hati.
Kebiasaan beliau paling cepat tidur dan dibawah bantalnya harus ada lipatan sajadah. Jika kebetulan sajadahnya dipinjam untuk shalat, beliau rela menunggu untuk mendapatkan sajadahnya kembali.

Pak Juwairi Praya

Guru Mulok yang satu ini sangat menghibur. Tapi kebiasaan anehnya tidur jongkok sambil menggangkat kedua betisnya. Hari pertama di Wisma Nusantara, saat kami sudah mulai tidur beliau kelisah, acap kali bolak balik keluar masuk kamar.

Saat kami bangun untuk shalat shubuh dia terlihat lemas dan pucat berbaring dilantai hotel beralaskan koran. Rupanya beliau tidak tidur semalaman gara-gara menggunakan bed hotel (dipan berkasur). Usut punya usut dia akan bisa tidur lelap jika pakai tikar saja.  Yang lebih aneh lagi gaya tidurnya mesti dalam posisi jongkok sambil mengangkat kedua betisnya. ckkk....ckkk... :))




Pak Saiful

Guru elektro dan Jaringan komputer alumni ITS yang sekarang mengajar KLPI di SMK Centuri Sumbawa ini, berpenampilan rapi dan klimis. Disamping kami ada di Kelas yang sama yang disebut KELAS TIK, kami juga sekamar.

Sehari sebelum menghadapi post test dia sangat rajin mempelajari kisi-kisi soal terutama tentang matematika algoritma.Saya diajaknya ikut memecahkan soal. Bisa dibayangkan, melihat kisi-kisi soalnya saja saya sudah suntuk  karena kebanyakan hitungan aritmatika dan algoritma. Apalagi ikut belajar membahas soal semalaman.

Jadi saya tinggal tidur aja. Heehee...hee... Alhasil, waktu post test tidak ada satupun kisi-kisi yang dipelajari semalaman masuk di soal post test. Justru yang banyak masuk mengenai aplikasi software dan instalasi jaringan.  Saya dianggap sakti mandraguna karena dianggap sudah tahu bahwa soal hitungan gak masuk. Dia kelihatan nyesal belajar. heeheee...:))

Pak Jufri

Pak guru yang satu ini adalah seorang Kepala Sekolah SMPN 1 Pulau Moyo Kabupaten Dompu NTB. Sama halnya dengan pak Oche Rahman, Beliau juga dapat sertifikasi karena usia kritis.

Sosok yang satu ini begitu bersahaja. Kami terkagum-kagum dengan ketegaran dan kesabaran beliau saat merintis sekolah dan mengajar di pulau terpencil yang jauh dari fasilitas seperti listrik, telekomunikasi dan lainnya.

Untuk berkomunikasi menggunakan handphone, harus naik pohon puluhan meter dulu baru bisa  mendapatkan sinyal HP. Bila ada keperluan ke kota, harus menunggang kuda sejauh ratusan kilo atau bisa juga  menggunakan perahu rakit lewat laut berhari-hari.

Kebiasaan beliau saat giliran makan, menu hotel yang terdiri dari makanan enak bergizi tidak bisa mengundang seleranya. Beliau akan sangat lahap jika nasi cukup diberi garam dan ditaburi satu gelas air putih.
Ciri khas beliau jika tertidur selalu ngorok dengan bunyi seperti kicauan burung. Setelah ditanya, rupanya terbiasa dengan musik aliran natural di hutan dengan kicauan burung. ckkk...ckkk... :))


Saya sebenarnya masih ingin bercerita banyak tentang kisah teman-teman lainnya. Seperti PAK FAHRUROZI, PAK NGAH, PAK MUSTAJIB, BU AYU, BU HENI, PAK ZAINI, PAK SAHRUL, DE EL-EL. Karena sudah ngantuk, Insya Allah di lain kesempatan bisa dilanjutkan.

SELAMAT HARI GURU SAUDARA-SAUDARIKU !

Read more... Kesan 10 hari Diklat Sertifikasi Guru NTB

Rabu, 09 November 2011

Khitanan Adat Bima

Walau saya mungkin jauh dari kriteria BUDAYAWAN (lebih ringan mungkin dinamai BUAYAWAN aja, hehee..heee... :))   Saya termasuk bagian dari masyarakat Bima Dompu  yang punya obsesi ntuk tetap memupuk ritual syiar dan  kebudayaan masyarakat Bima di tengah derasnya arus westernisasi yang menglobal.

Khitanan menjadi tradisi turun temurun di kalangan masyarakat Bima. Disamping menunaikan syariat agama, juga terkandung nilai-nilai filosofi dan kultural bagi masyarakat Bima Dompu terutama nilai spiritual dan psikologi terhadap anak yang dikhitankan..

Alhamdulillah, obsesi itu terlaksana juga pada acara khitanan anak saya  Muhammad Gaelby Ravickil A'la (Gaelby). Kebetulan saya berhasil membujuk abang saya  Yani, yang sudah sangat lama tinggal di Jakarta ntuk pulang kampung skaligus menghitankan anaknya M. Risya Emha Abdillah (Risya) bersama anak saya Gaelby. Yang paling penting, karena perlu duit banyak ntuk acara, Beliau (Yani) yang ngurusi semua., Asyik khan? Bermodal punya kampung dan bual sana bual sini, acara bisa lancar, ckkk....ckkk..... :))

Dari pada saya ngalor ngidul membual kayak buayawan, akan lebih gampang sodara sodari ikuti foto-foto berikut :

a) Malam Pra-acara  : Gaelby dengan pakaian adat kapanca diiringi seni hadrah







b) Acara Adat Prosesi khitanan di Gedung Serba Guna Sape Bima


Tarian khas Adat Bima Penyambut tamu,  Wura Bongi Monca dan Soka Sari  


Prosesi Compo Tembe Gaelby (dari pakaian biasa menjadi pakaian adat Bima)



Gaelby siap2 ntuk penyematan keris oleh Wabup Bima

Dari kiri : Ibu sekda, Ibu Bupati, Ibu Wabup


 
Gaelby dkk dengan pakaian adat khitan Bima di gazebo utama



Gaelby dkk Bersama Raja Bima (Jena Teke) H. Ferry Zulkanain, ST. 


Compo Sampari ( Penyematan Keris ) Oleh W. Bupati Bima  Drs. H. Syafruddin, M. Pd


Ibu Indah Damayanti (Permaisuri  Raja Bima) menyicipi  Salad Mayones 


Nasehat Raja Bima masing-masing untuk Risya, Gaelby dll.


Read more... Khitanan Adat Bima