Photobucket

Rabu, 07 Juli 2010

Sang Maestro Pelangi AT Mahmud tutup usia

Saat menunggu siaran langsung semi final world cup 2010, saya terhentak oleh berita malam Global tv  atas berpulangnya Sang Maestro AT Mahmud ke kharibaaan Illahi Rabbi, 6 Juli 2010 di rumahnya Tebet Jakarta selatan,   Inna lillahi wainaa ilaihi rajiun, selamat jalan Sang Maestro pelangi.



Selang beberapa waktu setelah sang maestro Gesang Marto Hartono tutup usia, kini Indonesia kehilangan putra terbaiknya Sang Maestro Abdullah Totong Mahmud atau dikenal dengan nama AT Mahmud. Beliau lahir di Kampung 5 Ulu Kedukan Anyar, Palembang. dan wafat kemarin, 6 Juli 2010 di Jakarta.


Menurut Anak keduanya Rika fitriana saat diwawancarai oleh Global Tv, Beliau meninggal dalam usia 80 tahun setelah seminggu dirawat di RS MMC Kuningan dari penyakit stroke dan paru-paru yang dideritanya.


Sang Maestro AT. Mahmud yang telah dianurahi Bintang Dharma Kebudayaan  dan penghargaan tertinggi pencipta lagu anak-anak  Indonesia  Life Achiefment Award dari pemerintah Indonesia itu, telah mengabdi dan mencurahkan sebahagian hidupnya untuk menciptakan lebih kurang 500 lagu anak-anak yang sangat populer, berkualitas dengan nuansa edukatifnya. 


Siapa yang tidak kenal dan tak bisa menyanyikan lagu anak-anak Pelangi, Bintang Kejora dan Ambilkan bulan bu?  Ketiga lagu tersebut begitu populer dan memberikan kontribusi yang sangat positif bagi perkembangan anak-anak Indonesia.

Menurut wikipedia.org, inspirasi lagu Pelangi  hadir ketika ia mengantar anaknya, Rika Fitriani  yang masih berusia lima tahun sekolah di TK. Di tengah perjalanan, Rika berteriak, "Pelangi!" sambil menunjuk ke arah langit.
Ia mulai menyanyikan pelangi, mencari kata-kata yang tepat yang menjadi pikiran anak kecil, selanjutnya ketika tiba di rumah, ia iringi dengan gitar dan jadilah sebuah lagu.

Lahirnya lagu Ambilkan bulan bu terjadi ketika anaknya Roike tengah bermain di beranda rumah. Saat itulah ia melihat ke langit dan melihat bulan. Segera ia berlari dan menggandeng lengan ayahnya diajak ke luar. Tiba-tiba si anak berkata, "Pa, ambilkan bulan." Jelas saja A.T. Mahmud bingung. Awalnya kejadian itu berlalu begitu saja. Namun, permintaan si anak terus terngiang di telinganya.
Minta bulan, untuk apa? Dengan mencoba menerawang dunia dan bahasa anak, A.T. Mahmud pun menuliskan permintaan itu dalam bait-bait lagu. Tadinya "ambilkan bulan pa" diubah menjadi "ambilkan bulan bu" sehingga terkesan lebih lembut.

Lain lagi dengan lagu Amelia.  Amelia adalah nama seorang anak kecil yang riang, sering bertanya, tidak bisa diam, lincah, dan ingin tahu banyak hal. Amelia adalah anak dari Emil Salim  Menteri Lingkungan Hidup pada masa orde baru. Emil Salim tak lain adalah sahabat waktu kecil Mahmud ketika sama-sama sekolah di Sekolah Menengah Umum Bagian Pertama (SMU, setingkat SLTP), di Palembang.
A.T. Mahmud melukiskan sifat Amelia dalam lagunya sebagai gadis cilik lincah nian, tak pernah sedih, riang selalu sepanjang hari.

Tidak banyak pencipta lagu seikhlas dan setulus beliau dalam berkarya menciptakan lagu-lagu anak-anak yang berkualitas sekaligus mendidik mengembangkan misi edukatif. 

Ironisnya anak-anak Indonesia sekarang lebih banyak disuguhi lagu-lagu percintaan yang nota bene belum pantas untuk usianya. Lebih parah lagi, Televisi swasta berebutan rating untuk mempertontonkan acara televisi yang memaksa dan menggiring anak-anak untuk mengikuti kuis maupun lomba menhafal dan menyanyikan lagu-lagu percintaan yang tak pantas.


Tidak heran, anak-anak Indonesia sudah terlanjur salah memilih idola. Seperti memilih Ariel Peterpon, Luna Maya maupun Cut Tari menjadi idola mereka. hehee..hee... jangan-jangan saya salah punya pendapat seperti itu. Anda sepakat dengan saya sodari sodari ? 
Akan lebih bagus kalau kita mengenalkan anak-anak kita tokoh yang memang pantas di idolakan, seperti Sang Maestro Bapak AT. Mahmud. Selamat Jalan Pelangiku, semoga amal ibadah beliau diterima dan ditempatkan di sisi-Nya, Amiin...
Read more... Sang Maestro Pelangi AT Mahmud tutup usia