Photobucket

Jumat, 29 Mei 2009

MENCETAK GENERASI MUSLIM GAGAH DAN BERBOBOT

by: Didi Salahuddin *)

Insya Allah kalau dikaruniai seorang anak laki-laki, nantinya tentu akan kuajari ia pintar berbahasa Arab seperti pak Abdul Munir ataupun pak Hidayat Nurwahid, ia juga pintar bahasa Inggris dan tehnologi kaya pak Habbibie dan Pak Muhammad Olan Wirdiansyah. Juga kusuruh ia masuk klub sepak bola biar jadi bintang seperti Zinedine Zidane".
"Kalau aku sih ingin anak perempuan... dia pasti cantik dan pintar kaya bundanya hee..hee... Ia akan kuajari memasak dengan resep masakan yang lezat bergizi dan kudandani mengenakkan jilbab anggun seperti mbak Neno Warisman"
Percakapan di atas sering dijumpai pada setiap pasangan suami istri pengantin baru sebagai obsesi mereka untuk membentuk putra-putrinya menjadi generasi yang diharapkan dengan cara dan expresi yang variatif.
Mungkin juga kita pernah melihat seorang anak yang setiap pulang sekolah selalu menangis lantaran diejek ataupun disakiti temannya.
Bagi tenaga edukasi seperti guru tentu pernah menjumpai karakter seorang anak pendiam, tak pernah berani maju di depan kelas dan enggan berinteraksi dengan teman-temannya, padahal jika dilihat dari nilai raportnya ternyata cukup bagus bahkan bisa dibilang anak yang pandai.
Sungguh sangat kontra dengan keberanian sahabat cilik di masa sang guru sejati, seorang panglima agung dan politikus ulung Rasulullah Muhammad Saw. Begitu banyak kisak anak-anak di bawah umur yang memaksa baginda Nabi agar diizinkan untuk berperang bersama para pejuang muslim melawan orang-orang kafir.

Sejarah mencatat nama seperti Usamah bin Zaid yang ikut berperang sejak kecil, karena keahliannya ia diangkat oleh Rasulullah Saw menjadi Panglima perang pada usia remaja. Begitu pula dengan dua orang anak bernama Rafi dan Samurah yang berlomba-lomba berebut diizinkan ikut peperangan. Juga seperti budak kecil Umair yang karena keberanian dan keinginan yang kuat maka dimerdekakan oleh majikannya, bahkan diberi hadiah sebilah pedang yang menjadi senjata kesayangannya. Masih ada pula si Kecil Salamah yang sangat ahli memanah dan terkenal dapat berlari sangat cepat dan gagah berani.
Bagaimana dengan anak SMP, SMA seusia mereka sekarang ? Bisakah seperti mereka dengan ahlaq prima berani menantang mara bahaya bahkan sekalipun maut ? Tentu saja bukan tersugesti oleh keberanian karena terlebih dahulu dibumbui kemaksiatan menenggak miras dan narkoba sehingga nyali bertambah berani untuk trek-trekkan balapan motor di jalan raya yang sangat mennganggu pengguna jalan dan sebahagian berujung "mati konyol" karena kecelakan.
Yang lebih memprinhatinkan adalah survei Lembaga Komisi Perlindungan Anak (Komnas Anak)
yang menyatakan 97.4 % anak SLTP seluruh kota di Indonesia, pernah menonton film porno lebih dari satu kali, baik secara bersama maupun sendiri-sendiri. Bisa dibayangkan betapa sempitnya ruang untuk menjadikan mereka menjadi generasi yang gagah dan berbobot ditengah lingkungan yang "semakin gila", sangat berpotensi menjadikan mereka menjadi "generasi bingung". Nauzubillah minzalik...
Banyak hal yang menyebabkan anak menjadi penakut, namun yang paling menonjol adalah kurang "pede" alias kurang percaya diri.
Sadar atau tidak faktor ini disebabkan dengan metode orang tua dalam mencetak dan mendidik anak, karena sesungguhnya kullu mauluudin yuladun alal firah dan menjadikannya dia Yahudi dan Nasrani adalah orang tuanya.
Mencetak berarti dimulai dari mengawal proses kehamilan sampai lahir ke dunia dengan serius memperhatikan nutrisi ibu hamil dengan nutrisi yang halalan toyyiban. Memperdengarkan lantunan ayat suci Al-qur'an lebih dianjurkan daripada memperdengarkan musik "seruling setan" yang secara tidak sadar sering dilakukan.i Makanan yang tidak halal entah datang dari hasil korupsi, status pekerjaan dari hasil suap menyuap, mencuri ataupun sejenisnya merupakan sumber pembawa bencana baik bagi sang anak sendiri, maupun lingkungannya, terlebih lagi bagi orangtuanya sehingga harapan orang tua untuk menjadikannya anak yang saleh yang menjadi tujuan utama mereka dilahirkan, akan menjadi harapan hampa "mimpi di siang bolong". Akan sangat bagus membiasakan sang anak diberi makanan tambahan sesuai tuntunan Rasulullah Saw seperti Madu daripada diberikan susu yang dibeli dari hasil "tilang sepeda motor yang masuk kantung sendiri".
Salah satu cara penyebab yang menjadikan anak tidak percaya diri adalah kebiasan sering menakuti anak dengan cara yang tidak mendidik seperti ditakuti dengan hantu, polisi, tikus dan semacamnya tanpa berusaha untuk memperingati dan menjawabnya kuriositas (rasa ingin tahu;pen) mereka dengan cara santun dan masuk akal.
Artikel singkat ini tentu saja tidak membahas semua metode secara komprehensif, insya Allah akan dibahas dalam posting mendatang, tetapi yang perlu digarisbawahi dan dipertajam adalah menafsirkan hadist nabi riwayat Ath-Thahawi "ajarkan anak-anakmu renang, memanah dan menunggang kuda" Selamat mencoba...

*) pemerhati sosia, sekarang tinggal di Sape Bima NTB
(Dikutip dari beberapa sumber)
Read more... MENCETAK GENERASI MUSLIM GAGAH DAN BERBOBOT