Photobucket

Jumat, 30 Juli 2010

Blogger papan atas itu bernama Kang Boed

Postingan saya sebelum ini dengan judul "Meragukan Eksistensi Cinta berarti meragukan Tuhan" mendapat ekspektasi yang cukup membuat saya happy, karena disamping kontribusi komentar dari teman-teman yang mengomentari postingan tersebut, saya juga mendapat hadiah istimewa dari Kang Boed dengan komentar terpanjangnya. Thank a lot buat teman-teman semua,  exspecialy to Kang Boed


Tidak sering dan tidak biasa saya mendapatkan respon postingan atau komentar yang panjang dari teman-teman blogger di blog ini. Mungkin menurut sodara sodari ini adalah hal yang biasa tetapi menurut saya yang masih newbi, ini adalah moment yang luar biasa dan menggembirakan.

Tanpa mengurangi respek saya pada teman blogger lainnya, Komentar dari Kang boed menjadi istimewa  karena beliau adalah salah satu blogger papan atas Indonesia yang memiliki blog dengan balance ideal antara page rank 5 google dan trafik rank Alexa terkecil sehingga sangat disukai oleh robot google.
Tentu akan agak panjang kalau saya jelaskan dengan bahasa tingkat tingkat tinggi seperti html, css3, java script atau semacamnya mengapa itu disukai mesin google.
Background pendidikan dan almamater saya yang memang berasal dari jurusan/konsentrasi Teknik Informatika Jakarta cukup menjadi modal kalau saya diajak berdebat tentang ini.

Dari banyak ragam tutorial tentang blogging yang menjamur dengan tips-tips mujarabnya, yang terasa sefaham dengan saya adalah tutorial sobat baru saya Ferdinand.

Saya punya pengalaman yang unik untuk saya sharing buat teman-teman, mudah-mudahan bermanfaat untuk menjadikan blog kita sama-sama naik PRnya dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, ckkk... ckkk... proklamasi kalee :))

April 2009 saat saya membuat blog ini dari PR-N/A sekarang menjadi PR-3 Google dengan traffik alexa dibawah satu juta. Singkat bukan?
Walaupun robot google susah ditebak dalam memberikan perangkingan, setidaknya kita punya usaha dan  kecenderungan untuk membuat Om Google berselera menaikkan PR kita.
Uniknya setelah saya evaluasi tiap naik tingkat, ternyata kontribusi komentar dan kunjungan dari teman blogger yang memiliki PR-tinggi seperti Kang Boed sangat luar biasa, walaupun intensitas kunjungan beliau tergolong sangat jarang.
Kang Boed adalah blogger papan atas yang telah sukses memiliki banyak pundi-pundi dollar dari blognya, Uniknya lagi, Beliau menggunakan blog bukan dengan domain sendiri, tetapi berbasis wordpress.com.

Beliau sangat low profile dan tidak sombong. Walaupun berkunjungnya terkadang enam bulan sekali, saya cukup memaklumi karena disamping sibuk update blog juga mengurusi bisnis on linenya. (Maaf Kang klo sedikit spekulasi, heeheeee.... )

Walaupun masih ada dua blogger lain yang punya kontribusi besar menaikan PR blog ini, Tetapi untuk postingan kali ini saya rekomendasikan untuk sering-sering mengunjungi blog Kang Boed sambil menikmati postingannya yang penuh pesona dan inspitatif.
Bila perlu, keluarkan rayuan maut anda, biar beliau mau mengunjungi dan mengomentari blog kita. Heehee...
Saya ucapkan selamat, bagi teman-teman yang sudah pernah dikunjungi oleh Kang Boed.  Setelah itu dapatkan jawaban sendiri dengan membuktikanya.


So what ? Visit him right now ! We 've nothing to loose to do that.
Read more... Blogger papan atas itu bernama Kang Boed

Senin, 26 Juli 2010

Meragukan eksistensi Cinta berarti meragukan Tuhan

Meragukan eksistensi Cinta berarti meragukan eksistensi Tuhan-  seyogyanya disebut penghianatan terhadap Tuhan. Membicarakan Cinta sama halnya dengan membicarakan Tuhan, karena membicarakan sesuatu yang sifatnya abstrak dan misterius, tetapi getaran dan rasa biasnya dirasakan tanpa direncanakan.

Filsuf tersohor Helmet dan Rene Descartes memang pernah mengatakan, de omnibus dubitandum (Segala sesuatu harus diragukan). Mereka beranggapan bahwa meyakini yang ada dalam hidup ini harus dimulai dari meragukannya. Tetapi dalam pengakuan Helmet  sendiri bahwa ia tidak akan pernah rela jika cintanya diragukan oleh kekasihnya Ophelia yang ia abadikan dalam puisinya :

Ragukan bahwa bintang-bintang itu api
Ragukan bahwa matahari itu bergerak
Ragukan bahwa kebenaran itu dusta
Tetapi jangan pernah meragukan cintaku. 

Cinta dan mencintai adalah landasan dan dasar dari eksistensi manusia. Mereka yang tidak lagi memiliki kemampuan untuk mencintai tidak layak disebut manusia. Mati dan lenyapnya cinta di dunia berarti musnahnya manusia dan lenyapnya nilai-nilai kemanusiaan (humanisme values)

Kahlil Gibran  mengatakan;  hiduplah karena cinta, dalam cinta, dan untuk cinta.   Ia pun mengatakan dalam salah satu tulisannya, bahwa cinta itu berasal dan akan kembali pada Tuhan, bahkan cinta berada dalam Tuhan dan merupakan bagian dari tubuh Tuhan itu sendiri.

Secara umum, cinta itu berasal dari kecenderungan dan ketertarikan perasaan pada sesuatu yang indah, menyenangkan, menggairahkan dan menyejukkan sehingga memunculkan obyek cinta yang beragam. Ada cinta ketuhanan, cinta kemanusiaan, cinta alam semesta dan cinta romantik (lawan jenis).

Dari semua obyek cinta ini para Sufi, Filosuf, dan tokoh-tokoh romantis menyimpulkan bahwa cinta kepada Tuhan adalah sumber dan muara dari berbagai bentuk cinta yang ada di muka bumi.

Sastrawan Jalaluddin Rumi bahkan berkesimpulan bahwa cinta adalah yang diciptakan Tuhan yang pertama kali. Karena Tuhan adalah segala-galanya dalam hubungan cinta, maka mencintai segala sesuatu dalam dunia harus mengarah kepada-Nya, dan harus berada di bawah naungan cinta-Nya.

Dalam wilayah kemanusiaan, seseorang pasti tidak terlepas dengan hubungan interaksional antara sesama mahkluk ciptaan Tuhan. Tentu saja hubungan itu diharapkan penuh dengan kasih sayang, kedamaian, keadilan dan saling menghargai hak sesama.
Semua itu akan terwujud jika dilandasi oleh cinta, karena semua keinginan adalah bagian kecil dari nilai-nilai dasar yang ada dalam cinta. Sehingga saling iri, saling hujat menghujat, saling caci, dan saling mencari kesalahan adalah perbuatan yang kontraproduktif dengan fitrah manusia yang mengerti tentang makna cinta.


Cinta kepada Tuhan adalah fitrah manusia yang akan melahirkan energi ilahiyah untuk berbuat sesuatu yang baik dan bermanfaat. Pecinta yang pernah mencium dan memeluk pacarnya sebelum ikatan pernikahan, kemudian ia tertawa bahagia dan merasa puas, maka ini bukan disebut cinta. Sebab semestinya ia harus menangis dan bertaubat karena sesungguhnya ia telah menodai esensi cinta pada Tuhan.

Dari berbagai sumber, image di sini
Read more... Meragukan eksistensi Cinta berarti meragukan Tuhan

Kamis, 22 Juli 2010

Fakta Historis Nabi Muhammad Rasulullah Saw Tidak Buta Aksara

Perdebatan tentang Rasulullah Yang Ummi dalam pengertian beliau buta aksara/buta huruf atau tidak, masih menyisakan kabut tebal yang sangat perlu memperoleh jawaban obyektif dan komprehensif.

Nabi Muhammad Saw, masuk dalam urutan pertama dalam deretan tokoh dunia yang dipandang memiliki pengaruh terluas dan terabadi dalam buku "Seratus Tokoh Yang Berpengaruh di Dunia" karangan Michael Heart.

Hebatnya lagi, penobatan Rasulullah Saw sebagai tokoh berpengaruh seluruh dunia ternyata dilakukan oleh Intelektual Non Muslim. Sehingga dunia tidak bisa lagi berkelit untuk tidak mengakui kehebatan Muhammad Ibnu Abdullah.

Penilaian tersebut bersifat obyektif murni dan tidak terkontaminasi oleh unsur-unsur fanatisme-apologetisme. Melihat fenomena ini pikiran jernih kita akan mengatakan, bahwa tidak mungkin kehebatan semacam itu dapat muncul dari diri seorang yang tidak memiliki kemampuan dasar baca tulis.

Terminologi ummi dalam al-Qur'an bukan berarti beliau tidak bisa membaca dan menulis. Melainkan La ya'lamun al-Kitab yang bermakna tidak mengenal al-Kitab (al-Baqarah 78). Selanjutnya adalah pengertian Ummi pada penjelasan surat al-Ankabut 48 yang berbunyi :

Enkau ya Muhammad tidak pernah membaca kitab sebelumnya dan tidak pernah menulisnya dengan tangan kananmu. Kalau ada tentu akan menjadi ragu orang-orang yang membatalkan al-Qur'an

Maka semakin jelaslah bahwa pengertian Ummi yang tepat adalah tidak pernah membaca al-Kitab, bukan berarti tidak bisa membaca. Kata tidak pernah membaca dan tidak pernah menulis akan sangat berbeda dengan kata tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis.
 
Kecakapan dalam hal membaca dan menulis bukanlah hal yang sulit dilakukan oleh seorang manusia biasa, karena merupakan elementary skill atau hanya berupa keterampilan dasar. Apalagi penafsiran kata Ummi yang berarti buta huruf dilekatkan pada diri seorang Nabi yang mempunyai sifat khusus yaitu, siddiq, amanah, tabligh dan fatonah.

Fakta Historis

Literatur yang didapat dari para sejarahwan dunia, masyarakat umum di Makkah pada zaman Rasulullah sudah mengenal budaya baca tulis. Berdasarkan bukti arkeologis, orang-orang Mekkah sudah mengenal berbagai bentuk tulisan sejak beberapa abad sebelum kelahiran Rasulullah.

Para pedagang Arab sudah memanfaatkan komunikasi tertulis untuk kepentingan bisnis mereka. Fenomena tersebut telah diabadikan dalam al-Qur'an/al-Baqarah 282 :

"Janganlah kamu malas untuk menulis piutang itu baik sedikit maupun banyak hingga sampai janjinya"

Nabi Muhammad Saw sendiri pada masa pra kerasulan adalah seorang pelaku bisnis yang tidak mungkin lepas dari berbagai transaksi tertulis (Qabl al-Bi'thah). Karena itu sangat kecil kemungkinan kalau beliau pada saat itu tidak bisa membaca dan menulis.

Berkaitan dengan itu pakar sejarah dunia W. Montgomery Watt dalam bukunya Bell's Introduction to the Qur'an menulis :


Fakta lain yang turut memperkuat hal ini adalah pada masa kerasulannya. Perjanjian Hudaibiyah yang terjadi pada tahun 628 Masehi, telah ditulis oleh Rasulullah sendiri. Ketika utusan khusus bangsa Arab keberatan dengan pernyataan yang berbunyi "Muhammad Utusan Allah" pada bagian awal surat perjanjian itu. Kemudian Rasulullah menyuruh Sayyidina Ali RA untuk menggantinya. Namun karena Ali keberatan menghapus dan menulisnya lagi maka Rasulullah sendiri yang mengambil inisiatif dan mengganti tulisan itu menjadi "Ibnu Abdullah

Bukti lainnya adalah berkaitan dengan surat rahasia untuk kaum kafir pada ekspedisi Nakhla dua bulan sebelum Perang Badr. Untuk mengantisipasi kegagalan surat pertama karena terjadi kebocoran surat rahasia yang beliau kirimkan sebelumnya, Rasulullah Saw membuat surat rahasia kedua. Surat rahasia kedua ini dalam keadaan tertutup rapat dan terkunci yang tidak bisa dibuka kecuali sudah melewati perjalanan meninggalkan Madinah. 
Dengan tingkat kerahasiaan yang begitu luar biasa seperti itu, tidak mungkin Rasulullah menyerahkan proses penulisannya pada orang lain melainkan ditulis oleh tangan beliau sendiri.

Kejelasan fakta historis yang diutarakan di atas, apakah kita masih berpikir bahwa Nabi Muhammad Rasulullah Saw tidak bisa membaca dan menulis? Wa Allah a'lam.

Dari berbagai sumber, image posting disini
Read more... Fakta Historis Nabi Muhammad Rasulullah Saw Tidak Buta Aksara

Minggu, 18 Juli 2010

Konsep Sekulerisme dan Liberalisme Tidak Ramah Lingkungan

Konsep Sekuler dan Liberal tidak ramah lingkungan- kenapa? Secara sadar saya katakan bahwa kita tidak sedang berlomba-lomba anti apa saja yang lahir dari dunia barat. Hanya saja, sebagai individu yang menjalankan nilai-nilai dan ajaran agama,  harus bersikap ketat dan selektif terhadap berbagai produk Barat. Kita akan menerima dan menolak setelah ada proses seleksi dari sumber utama promordial Agama yaitu Kitab suci.

Secara pribadi saya tidak memungkiri atau menafikkan bahwa konsep sekulerisme dan liberalisme dapat melahirkan ilmu baru. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah : Apakah perkembangan ilmu pengetahuan hanya akan lahir dari konsep sekular ? Jawabannya adalah Tidak !

Sebagai ilustrasi perkembangan ilmu yang dilahirkan dari konsep sekuler, saya tamsilkan seperti yang disampaikan Tokoh Dunia mantan Perdana Menteri Negara Sekular India Jawahal Nehru. Dalam sebuah konferensi agama-agama dunia di New Delhi pernah mengatakan :

"Hingga kini belum juga jelas apakah hasil-hasil ilmu pengetahuan yang didapat dari sekularisme ini menimbulkan perbaikan. Malahan akan menimbulkan kebinasaan saja." 

Dari Ungkapan di atas dapat kita ketahui, ternyata begitu banyak persoalan yang justru melilit dunia dalam skala internasional, lebih khusus bangsa dan negara kita tercinta Indonesia.
Semenjak diterapkannya demokrasi sekular di negara ini, saat itupun kita sedang memetik ketidakjujuran demokrasi.
Kita semua tahu bahwa di antara prinsip-prinsip demokrasi yang terkenal adalah golongan yang berkuasa harus mendapatkan persetujuan dari golongan terbesar (Mayority), kemudian golongan kecil yang berlainan pendapat dari mayoritas, dijamin hak-haknya dalam masyarakat.

Secara objektif walaupun kita dari kalangan agama selain Muslim, apa yang bisa kita katakan ketika di bumi mayoritas Muslim ini justru memanjakan nilai demokrasi sekuler dan mengenyampingkan nilai-nilai agama pribumi? Ternyata sistem yang selama ini dibanggakan barat dan bonekanya "TIDAK RAMAH LINGKUNGAN".

Siapapun boleh menerapkan sistem ini, tetapi tentu saja dalam penerapannya ia tidak mau dirugikan "tidak ada makan siang gratis".
Masih segar dalam ingatan kita dengan hasil pemilu di Aljajair dan kemenangan Hammas di Palestina. Hanya dengan rekayasa tuduhan subyektif bahwa kaum Muslim fundamentalis atau teroris maka mereka kembali memetik pahitnya demokrasi sekuler.

Sungguh naif kalau dengan fakta-fakta tersebut justru masih ada kalangan Muslim sendiri yang menganggap bahwa agama hanya merupakan lembaga atau bengkel moral yang bersifat individu dalam skala terbatas.
Dengan gambaran riil yang kita saksikan dengan kasat mata saat ini, ketika maraknya arus kasus asusila dan kesusakan moral yang terjadi mulai dari Jakarta sampai desa-desa terpencil, tidak heran banyak anak-anak muda sekarang menjadi salah memilih idola dan menjadi generasi bingung tanpa jati diri.

Setelah bola salju pemberitaan kasus asusila Luna Maya, Cut Tari dan Ariel Peterporn sudah menjalar kemana-mana dan memakan korban meracuni otak anak-anak bangsa, sekaligus dalam waktu bersamaan menutupi kasus a-moral koruptor, narkoba dan kejadian maksiat lainnya di negeri ini, agama dipaksa untuk berperan, sementara hukum yang berlaku seolah bak 'Macan ompong' tanpa solusi yang mampu mengatasinya. Lalu hukum siapakah yang berlaku di Negara ini ?

Dari berbagai sumber dan gambar posting dari sini
Read more... Konsep Sekulerisme dan Liberalisme Tidak Ramah Lingkungan

Rabu, 14 Juli 2010

Ibu Riwayatmu Kini

Entah kenapa setiap dekat Ramadhan, porsi kangen saya sama Almarhum Ibu selalu tak terbendung. Menikmati kerinduan pada sosok yang paling saya cintai itu, tuts keyboard saya menari sampai bisa sharing dengan postingan ini.

Menjadi seorang Ibu di abad ini sangat berat. Bukan berarti pada jaman baheula dulu tugas sosok mulia ini tidak berat. Tetapi belitan kesulitan hidup di era global, kapitalis, sekuler dan liberalisme ini, lebih menuntut seorang Ibu untuk menjadi superwomen dan serba bisa. 

Tempo dulu banyak ibu-ibu seperti ibu saya bisa merasa bahagia dengan hanya tinggal di rumah mendidik anak dan mengurus rumah tangga. 
Karena kebutuhan rumah tangga terpenuhi dengan cara syukur dan merasa cukup memenej nafkah suami. Tetapi sekarang Ibu dituntut untuk lebih dari itu.


Kalau kebetulan Ibu dari sodara sodari adalah Ibu rumah tangga saja, maka saya sarankan untuk "sujud syukur" karena bisa sepuas-puasnya dapat Ibu The touching of  Fulling in love.

Tetapi sebenarnya, mau ibu rumah tangga ataupun Ibu super women tetap saja menghadapi problem banyak nggak enaknya, tertekan, penuh beban, stress dan semacamnya.
Bukan maksud saya untuk 'nakut-nakutin' sodara sodari terutama kaum hawa yg menjadi Ibu atau calon Ibu, tetapi justru memotivasi teman-teman untuk pasang kuda-kuda sejak dini.

Banyak ibu zaman sekarang terpaksa keluar rumah, ikut serta bekerja mencari nafkah, karena mahalnya kebutuhan hidup. Apalagi dengan kebijakan kontra produktif dan konspirasi jahat oknum PENGUASA BEDEBAH yang kehilangan nurani dan akal sehatnya dengan seenak menaikkan Tarif Dasar Listrik yang melukai hati rakyat terutama para Ibu sebagai pengatur urusan rumah tangga.


Kalau kebetulan sodara sodari suka ditinggal Ibu karena bekerja dan terkena sindrom KKS (Kurang Kasih Sayang) Ibu, anda sebaliknya harus bijak merespon fenomena ini, karena kerja keras ibu juga merupakan bagian dari cinta dan kasih sayangnya. Apalagi sehabis capek bekerja pun, beliau tetap kelihatan tampil prima mengasuh dan mengurus rumah tangganya. 
Pagi-pagi sudah bangun untuk menyiapkan sarapan, nyuci, ngatur urusan belanja, mengajari PR sekolah anak-anaknya, kemudian berangkat untuk bekerja di  luar dan lain-lain. Subhanallah....

Sungguh berat beban orang tua kita terutama Ibu. Teman-teman mungkin sudah pernah dengar  atau membaca Harian Kompas 17/12/2004 tentang kisah Ibu Jasih warga kelurahan Lagoa Koja Jakarta Utara beberapa tahun yang lalu.
Beliau sampai bunuh diri dengan membakar tubuhnya bersama dua anak kesayangannya. Ibu ini stress berat akibat kemiskinan yang menghimpit.
Suaminya hanya seorang kuli bangunan yang tak mampun untuk memenuhi kebutuha sehari-hari, ditambah lagi dengan buah hatinya Galuh Permana yang berusia baru 4 bulan menderita kangker otak.


Masih di tahun yang sama Suwarni (34thn) Ibu rumah tangga yang tengah hamil 4 bulan, tewas setelah menelan racun serangga di kamar mandi rumah kontrakannya di Bekasi Timur. Kepada suaminya pelaku sempat mengeluhkan kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan sehingga mereka tak mampu membiayai sekolah anak perempuan mereka yang baru lulus SD. 


Kondisi di Indonesia termasuk ringan jika dibandingkan fenomena di belahan dunia lain seperti di Amerika dan Eropa. Banyak anak yang tidak hanya terjangkit sindrom KKS tetapi juga mengalami kekerasan terhadap anak kandung (Child Abuse). Lebih mending Harimau. Sekejam-kejamnya induk Harimau tidak akan menyakiti anaknya sendiri.
Di buku karya Torey Heyden  berjudul Sheila : Kenangan yang hilang, mengungkap kisah nyata kekerasan terhadap anak yang bernama Sheila.

Suatu waktu saat bapak ibunya bertengkar, Ibu Sheila membawa anak-anaknya pergi. Namun di tengah perjalanan Sheila didorong Ibunya keluar dari mobil. Sheila pun tidak tahu kenapa ibunya bisa sekejam itu dan meninggalkannya sendirian di tengah jalan.
Sheila begitu dendam. Kenapa adik laki-lakinya yang dipilih ibunya. Ketika usia Sheila beranjak lima tahun dia pernah menculik bayi laki-laki dan membakarnya di bawah pohon. Bisa dibayangkan betapa lebih memilukan kisah selengkapnya di buku tersebut. Hmmm.... Ibu riwayatmu kini.....


Masih banyak lagi fenomena dan tragedi yang membuat kita berkata, "nauzubillah min zalik" terutama kondisi kekinian ibu di kancah kehidupan yang sering kita saksikan diberbagai media.


Semua itu patut menjadi bahan renungan dan bersyukur karena Almarhum Ibu saya dan Ibu anda sekarang tidak seperti itu. 
Saya sekarang ditakdirkan untuk menjadi Yatim Piatu karena telah lama ditinggal Ibu tercinta saat saya masih  SD dan ditinggal Ayah tercinta saya saat saya masih kuliah.  "Kunikmati kerinduan pada almarhum keduanya dengan selalu mengirimkan do'a di setiap langkah dan sholatku"


Teman teman blogger masih sangat beruntung karena masih mendapatkan kehangatan kasih sayang kedua mahluk mulia ini. So, mumpung masih ada kesempatan, buruan peluk Ibu anda, cium tangannya dan bisikkan kata : I LOVE YOU SO MUCH MOM  :(

Dari berbagai sumber, posting image dapat di klik di sini
Read more... Ibu Riwayatmu Kini

Rabu, 07 Juli 2010

Sang Maestro Pelangi AT Mahmud tutup usia

Saat menunggu siaran langsung semi final world cup 2010, saya terhentak oleh berita malam Global tv  atas berpulangnya Sang Maestro AT Mahmud ke kharibaaan Illahi Rabbi, 6 Juli 2010 di rumahnya Tebet Jakarta selatan,   Inna lillahi wainaa ilaihi rajiun, selamat jalan Sang Maestro pelangi.



Selang beberapa waktu setelah sang maestro Gesang Marto Hartono tutup usia, kini Indonesia kehilangan putra terbaiknya Sang Maestro Abdullah Totong Mahmud atau dikenal dengan nama AT Mahmud. Beliau lahir di Kampung 5 Ulu Kedukan Anyar, Palembang. dan wafat kemarin, 6 Juli 2010 di Jakarta.


Menurut Anak keduanya Rika fitriana saat diwawancarai oleh Global Tv, Beliau meninggal dalam usia 80 tahun setelah seminggu dirawat di RS MMC Kuningan dari penyakit stroke dan paru-paru yang dideritanya.


Sang Maestro AT. Mahmud yang telah dianurahi Bintang Dharma Kebudayaan  dan penghargaan tertinggi pencipta lagu anak-anak  Indonesia  Life Achiefment Award dari pemerintah Indonesia itu, telah mengabdi dan mencurahkan sebahagian hidupnya untuk menciptakan lebih kurang 500 lagu anak-anak yang sangat populer, berkualitas dengan nuansa edukatifnya. 


Siapa yang tidak kenal dan tak bisa menyanyikan lagu anak-anak Pelangi, Bintang Kejora dan Ambilkan bulan bu?  Ketiga lagu tersebut begitu populer dan memberikan kontribusi yang sangat positif bagi perkembangan anak-anak Indonesia.

Menurut wikipedia.org, inspirasi lagu Pelangi  hadir ketika ia mengantar anaknya, Rika Fitriani  yang masih berusia lima tahun sekolah di TK. Di tengah perjalanan, Rika berteriak, "Pelangi!" sambil menunjuk ke arah langit.
Ia mulai menyanyikan pelangi, mencari kata-kata yang tepat yang menjadi pikiran anak kecil, selanjutnya ketika tiba di rumah, ia iringi dengan gitar dan jadilah sebuah lagu.

Lahirnya lagu Ambilkan bulan bu terjadi ketika anaknya Roike tengah bermain di beranda rumah. Saat itulah ia melihat ke langit dan melihat bulan. Segera ia berlari dan menggandeng lengan ayahnya diajak ke luar. Tiba-tiba si anak berkata, "Pa, ambilkan bulan." Jelas saja A.T. Mahmud bingung. Awalnya kejadian itu berlalu begitu saja. Namun, permintaan si anak terus terngiang di telinganya.
Minta bulan, untuk apa? Dengan mencoba menerawang dunia dan bahasa anak, A.T. Mahmud pun menuliskan permintaan itu dalam bait-bait lagu. Tadinya "ambilkan bulan pa" diubah menjadi "ambilkan bulan bu" sehingga terkesan lebih lembut.

Lain lagi dengan lagu Amelia.  Amelia adalah nama seorang anak kecil yang riang, sering bertanya, tidak bisa diam, lincah, dan ingin tahu banyak hal. Amelia adalah anak dari Emil Salim  Menteri Lingkungan Hidup pada masa orde baru. Emil Salim tak lain adalah sahabat waktu kecil Mahmud ketika sama-sama sekolah di Sekolah Menengah Umum Bagian Pertama (SMU, setingkat SLTP), di Palembang.
A.T. Mahmud melukiskan sifat Amelia dalam lagunya sebagai gadis cilik lincah nian, tak pernah sedih, riang selalu sepanjang hari.

Tidak banyak pencipta lagu seikhlas dan setulus beliau dalam berkarya menciptakan lagu-lagu anak-anak yang berkualitas sekaligus mendidik mengembangkan misi edukatif. 

Ironisnya anak-anak Indonesia sekarang lebih banyak disuguhi lagu-lagu percintaan yang nota bene belum pantas untuk usianya. Lebih parah lagi, Televisi swasta berebutan rating untuk mempertontonkan acara televisi yang memaksa dan menggiring anak-anak untuk mengikuti kuis maupun lomba menhafal dan menyanyikan lagu-lagu percintaan yang tak pantas.


Tidak heran, anak-anak Indonesia sudah terlanjur salah memilih idola. Seperti memilih Ariel Peterpon, Luna Maya maupun Cut Tari menjadi idola mereka. hehee..hee... jangan-jangan saya salah punya pendapat seperti itu. Anda sepakat dengan saya sodari sodari ? 
Akan lebih bagus kalau kita mengenalkan anak-anak kita tokoh yang memang pantas di idolakan, seperti Sang Maestro Bapak AT. Mahmud. Selamat Jalan Pelangiku, semoga amal ibadah beliau diterima dan ditempatkan di sisi-Nya, Amiin...
Read more... Sang Maestro Pelangi AT Mahmud tutup usia

Sabtu, 03 Juli 2010

Reaksi Kimia Cinta dan Jiwa

Cinta secara umum adalah emosi kebajikan yang meledakkan semangat memberi dalam jiwa kita. Itulah sebabnya kita selalu menjadi lebih baik ketika kita sedang jatuh cinta.

Tetapi ketika cinta dihadapkan dengan obyeknya, khususnya cinta antara laki-laki dan perempuan, emosi kebajikan itu tetaplah emosi kebajikan dengan Chamistry yang sangat unik.

Dua emosi kebajikan belum tentu bisa bertaut secara kimiawi dengan mudah. Jauh sebelum cinta menjelma menjadi pertemuan dua fisik, ia terlebih dahulu bertaut di alam jiwa.

Jika ada pertemuan fisik yang tidak didahului oleh pertemuan jiwa itu, bukanlah dikatakan cinta. Maka sepasang lelaki dan wanita bisa melakukan hubungan seks tanpa cinta. Atau pernikahan bisa berlangsung tanpa cinta.

Sebagai manusia, jiwa kita memiliki karakter kimiawi cinta yang sangat unik dan tak bisa ditebak. Seorang perempuan lembut bisa jadi mencintai lelaki kasar, karena kelembutan dan kekasaran adalah dua kutub yang berbeda yang bisa bertemu seperti air dan api, saling tergantung dan saling menggenapkan.

Tetapi keunikan jiwa itu sama sekali tidak mengurangi kadar kebenaran dari fakta, bahwa cinta sebagai emosi kebajikan tetap harus mengejewantah pada semangat memberi, dan bahwa nilai kita di mata orang yang kita cintai tetaplah terletak pada kadar manfaat yang kita berikan padanya.

Jika pada suatu hubungan cinta kita, tidak memberi sesuatu pada orang yang kita cintai, sementara hubungan cinta itu tetap berlanjut bahkan langgeng, percayalah! Itu terjadi karena semata-mata kesabaran sang kekasih dalam menyaksikan pencintanya mengkomsumsi kebajikannya setiap saat, atas nama cinta.

Walau ironis, tetapi realita di sekitar kita terdapat kejadian dimana satu pihak memberi atas nama cinta, dan yang lain menerima atas nama cinta.

Dari Pak Annis Matta dan berbagai sumber
Read more... Reaksi Kimia Cinta dan Jiwa