Photobucket

Kamis, 21 Oktober 2010

Cemeti Azab terhadap Negeri Zalim

Sebuah atsar yang dikutip dari ulama zuhud Ibnu Taimiyah mengatakan,  "Allah akan menjaga eksistensi negara yang adil, walaupun ia kafir. Sebaliknya Allah akan melanggengkan negara yang zalim meskipun ia negara Islam."

Mengapa Allah menjaga eksistensi negara kafir yang adil? Padahal kekafiran dan kesyirikan juga merupakan kezaliman. Bahkan syirik merupakan dezaliman terbesar (QS Lukmatn: 13).

Penyebabnya : Kekafiran dan kesyirikan adalah DOSA VERTIKAL atau melanggar hak mutlak Allah SWT. Sedangkan kezaliman terhadap individu adalah DOSA KUADRAT atau penggabungan dosa vertikal dan dosa horizontal, karena melanggar hak individu dan melawan hak mutlak Allah sekaligus.

Orang-orang  yang terzalimi saat mengadukan ketidakberdayaan dan memohon keadilan kepada Yang Maha Adil, maka doa mereka menjadi mustajab.
Tak ada tabir yang menghalangi antara do'a orang yang terzalimi.dan do'a mereka menjadi mustajab (HR. Bukhari no. 1496 dan 3059).

"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabbmu berbuat terhadap kaum 'Ad?
Yaitu penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan tinggi yang belum pernah dibangun sebelumnya di negeri-negeri lain. Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah. Serta kaum Fir'aun yang mempunyai banyak tentara yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri lalu mereka berbuat banyak  kerusakan dalam negeri itu. Karena itu Rabbmu menimpakan kepada mereka Cemeti Azab.
Sesungguhnya Rabbmu benar-benar mengawasi."
(QS Al-Fajr: 6-14)

Ayat tersebut menjelaskan sunatullah terhadap tiga bangsa besar dan adidaya namun zalim. Mereka sama-sama memiliki kemampuan materi serta kekuasaan yang membuat mereka pongah, lupa diri, berlaku zalim dan menebar kerusakan di muka bumi. 
Sejarah mereka pun berakhir setali tiga uang. Tragis dan hancur binasa. Hal serupa juga menimpa imperium Romawi dan Persia yang  merupakan dua negara adidaya dimasanya dan barakhir tragis binasa pada tahun 857H/29 Mei 1453 M.


Dari lembaran sejarah di atas dapat disimpulkan dan dipetik pelajaran bahwa betapa eksistensi sebuah negara bertumpu di atas pondasi keadilan tanpa pandang bulu. Tidak hanya tajam buat rakyat jelata tetapi juga harus diberlakukan bagi para elite dan penguasa.

Betapa Cemeti Azab Allah sangat pedih. Ketika sebuah bangsa yang kufur menebar kezaliman, maka di atas dasar apakah negara itu akan eksis? Kita berlindung kepada Allah dari segala bentuk perlakuan zalim sebagaimana kita berlindung kepada Allah dari berbuat zalim. Amiin, wallahua'lam bishawab.

Dari berbagai sumber, gambar postingan di sini
Read more... Cemeti Azab terhadap Negeri Zalim

Minggu, 10 Oktober 2010

Salaamun alaika wahai Kekasih Semesta

pedih telah termakan luka 
menggores abjad kelu termakhtub tubir air mata 
rikuh menjalani nasib 
tanpa sejumput kasih, menghilang berabad silam

Darah tak jemu menetes 
dari kelopak bunga merindu siraman Al-Kautsar 
Raga terpenuhi asa, mimpi bersua dengan kekasih 

Sementara... 
ketenangan tidak jua muncul 
semenjak Ghamata dijejak Cisneros 
yang tak pernah mencuci baju keuskupannya

Ababil itu tidak pernah turun lagi 
membawa kerak neraka 
membakar bebajuan sombong merajalela
angkara di setiap sudut 
dengan keringat mengelupas tubuh 
dari tubuh sang uskup 
ia telah mencoreng dinding-dinding masjid 
dan menukar namanya menjadi gereja. 

Salaamun'alaika  wahai Kekasih Semesta
kunikmati rindu ini, menggapai syafaatmu, 

*Sayyid Madani Syani
Read more... Salaamun alaika wahai Kekasih Semesta

Minggu, 03 Oktober 2010

Komunis bangkit lagi waspadalah !

Bulan September baru saja berlalu, namun gaung memperingati tragedi Peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) jarang terdengar lagi, terkesan hambar tak berbekas.
Secara substansi tentu bukan pada serimonial peringatannya, melainkan kesadaran dan kewaspadaan akan bahaya laten komunis. Itu sangat berbeda pada saat saya mulai SD sampai Kuliah, peringatan peristiwa tragedi bersejarah itu sangat gencar dilakukan.

"Aahhh... Anda kan orang zaman itu Gaelby !... Sering disuguhi Film G30S/PKI.  Tentu terpengaruh paradigma berpikir yang terkontaminasi oleh rekayasa penguasa Orde Baru waktu itu. Sekarang film itu dah mati  kepatok Keong Racun," heeheee... :))

Terlepas saya produk orde lama, orde baru, orde reformasi, orde Budi Anduk atau apapun namanya, sebagai anak bangsa saya ingin mengingatkan, setelah 46 tahun pembubaran Komunis, para pengikut fanatik PKI masih menyimpan bara api dan bom waktu yang dapat meledak kapan saja.

Mereka sekarang sedang giat-giatnya menggugat sejarah, bahwa peristiwa G30S/PKI tidak melibatkan kelompok mereka, melainkan dibelokkan dan dituduh sebagai konflik internal angkatan darat dan keterlibatan Central Intelegence America (CIA).

Budayawan Taufik Ismail, dalam berbagai seminar, tokoh yang kerap bersuara lantang soal komunis menanggapinya dengan tegas bahwa itu adalah perebutan kekuasaan secara berdarah.
Kudeta berdarah yang dilakukan orang-orang komunis di berbagai Negara adalah bentuk gerakan mereka untuk mendapatkan kekuasaan.

Pada 1976, Partai Komunis sedunia memutuskan bahwa merebut kekuasaan, ganti kulit atau warna dan menunggangi gelombang sampai pada kekuasaan adalah prioritas mereka.
Fakta sejarah membuktikan bahwa komunis setidaknya telah 3 kali melakukan upaya pemberontakan untuk merebut kekuasaan.
Pertama pada 1926,  peristiwa yang dikenal dengan nama pemberontakan 3 daerah.
Kedua adalah 1948, dikenal dengan peristiwa Madiun
Ketiga adalah 1965.  kudeta berdarah yang sangat mengerikan terjadi pada 1 Oktober 1965.

Dalam buku "Bedah Caesar Dewan Revolusi" yang ditulis Aminuddin Kasdi (Mantan dosen luar biasa IAIN Sunan Ampel Surabaya) dan G. AMbar Wulan disimpulkan bahwa :
G30S/PKI adalah sebuah pemberontakan yang melibatkan kesadaran penuh seluruh unsur PKI dengan menggunakan sejumlah unsur TNI AD melalui jalur rahasia biro khusus.


Penolakan pada fakta-fakta tersebut dilakukan oleh para eksile komunis yang tinggal di luar negeri. Pada September tahun 2000 di Leuven, Belgia diadakan Forum diskusi sejarah Indonesia dengan tema "peristiwa September 1965 dalam tinjauan ulang."
Dalam sarasehan yang dihadiri banyak tokoh pelarian PKI itu disebutkan bahwa "generasi muda Indonesia pasca tahun 1965 telah dipaksa menelan sejarah tanpa pengolahan ilmiah dan telah disalah gunakan untuk melegitimasi kekuasaan orba."

Upaya menggugat sejarah ini tak main-main. Para pendukung komunis ini berupaya keras untuk penghapusan sejarah keterlibatan PKI dalam G30S/PKI yang tercantum dalam kurikulum pelajaran Sejarah tahun 1994. Selain itu di toko-toko buku kini dengan bebasnya menjual buku-buku tentang gerakan komunisme dan pemutarbalikkan fakta sejarah kekejaman mereka. Padahal Tap MPR No.25 tahun 1966 tentang pelarangan PKI belum dicabut.

Kita jangan sampai lengah dari misi dan konspirasi mereka. Jika kita sebagai anak bangsa tidak perduli maka kebangkitan komunis tinggal menunggu waktu. Waspadalah... Waspadalah....

Dari berbagai sumber
Read more... Komunis bangkit lagi waspadalah !