Sekitar jam 11 malam ketika anaknya masih berusia tiga tahun dalam keadaan sakit, seorang ayah menimang putranya terus-menerus. Mau dibawa ke dokter, tentu sudah tengah malam. Si kecil terus saja terjaga dan menangis.
Satu-satunya cara membuat anaknya berhenti menangis dengan mengendongnya di bahu sambil mendendangkan lagu kesayangan anaknya dengan lembut, mondar mandir dari kamar ke ruangan tengah rumah.
Jika ayahnya berhenti bernyanyi dan mencoba menurunkan dari gendongan ntuk sedikit duduk beristirahat, sang anak serta merta kembali menangis.
Tentu saja si Ayah benar-benar sedih dan letih karena dibebani berat 12 kilo sampai pagi. Punggungnya sakit, kakinya pegal tenggorokan serak, kepalanya pening, sementara jam 7 pagi dia harus segera siap-siap berangkat kerja.
Beberapa tahun kemudian saat putranya beranjak delapan tahun, ketika keluarga itu berkumpul di ruang keluarga, Sang Ibu menceritakan kembali kepada putranya tentang kejadian yang sering kali dilakukan Ayahnya. Kemudian sang anak bertanya ke ayahnya
Si Ayah terkejut mendengar pertanyaannya, karena perasaan itu tidak terlintas sedikitpun dari benaknya. Sambil menyembunyikan rasa haru ia menjawab,
Read more... Cinta Ayah, I love you Dad
Satu-satunya cara membuat anaknya berhenti menangis dengan mengendongnya di bahu sambil mendendangkan lagu kesayangan anaknya dengan lembut, mondar mandir dari kamar ke ruangan tengah rumah.
Jika ayahnya berhenti bernyanyi dan mencoba menurunkan dari gendongan ntuk sedikit duduk beristirahat, sang anak serta merta kembali menangis.
Tentu saja si Ayah benar-benar sedih dan letih karena dibebani berat 12 kilo sampai pagi. Punggungnya sakit, kakinya pegal tenggorokan serak, kepalanya pening, sementara jam 7 pagi dia harus segera siap-siap berangkat kerja.
Beberapa tahun kemudian saat putranya beranjak delapan tahun, ketika keluarga itu berkumpul di ruang keluarga, Sang Ibu menceritakan kembali kepada putranya tentang kejadian yang sering kali dilakukan Ayahnya. Kemudian sang anak bertanya ke ayahnya
"Ayah tidak kesal padaku saat itu?"
Si Ayah terkejut mendengar pertanyaannya, karena perasaan itu tidak terlintas sedikitpun dari benaknya. Sambil menyembunyikan rasa haru ia menjawab,
"Sayang... Ayah dan kamu adalah laki-laki. Ayah tidak mampu mengungkapkan cinta padamu lebih dari itu. Kenangan indah itu tidak akan pernah Ayah lupakan."