Sekian banyak musibah dan bencana bertubi-tubi menghantam bangsa ini. Tampaknya bukan hanya memporak-porandakan harta dan jiwa saudara-saudara kita, tetapi juga berpeluang menghancurkan mental dan motivasi.
Bukan tidak mungkin, bila terus menerus bermasalah seperti ini, kita bisa merasa lemah dan tidak punya semangat untuk bangkit.
Sebenarnya kitalah yang membuat masalah melalui persepsi negatif terhadap fenomena-fenomena ini. Masalah yang besar bisa dikecilkan jika kita mau mengecilkannya dan masalah kecil bisa dibesarkan sesuai kemauan kita.
Jika kita terbiasa membesarkan masalah kecil, maka semua masalah menjadi besar. Sebaliknya, jika terbiasa mengecilkan masalah dan membesarkan nama Allah SWT maka kecilah semua masalah di dunia ini.
Jika kita memandang bangsa Indonesia adalah bangsa yang lemah, tidak memiliki potensi, tidak kredibel dan tidak memiliki kemampuan untuk bangkit, maka percayalah...! setiap hari kita akan menjadi bangsa rapuh, mudah menyerah dan cepat merasa kalah.
Jika kita berpandangan bahwa bangsa ini memang pantas diberi azab oleh Allah, maka Allah juga akan terus mencambuki dengan cemeti azab.
Kita memang layak diazab karena kita sendiri berprasangka buruk kepada Allah. Jika kita beranggapan bahwa musibah dan bencana yang datang silih berganti akhir-akhir ini sebagai isyarat akan hancurnya bangsa ini, maka Allah pun akan mendatangkan kehancuran pada bangsa ini.
Dalam hadits Qudri Allah berfirman :
Allah berada sesuai persangkaan hamba-Nya. So, just take it easy ! Allahu a'lam bish-Shawab
Dari berbagai sumber gambar di sini
Read more... Allah berada sesuai persangkaan hambaNya. Just take it Easy !
Bukan tidak mungkin, bila terus menerus bermasalah seperti ini, kita bisa merasa lemah dan tidak punya semangat untuk bangkit.
Sebenarnya kitalah yang membuat masalah melalui persepsi negatif terhadap fenomena-fenomena ini. Masalah yang besar bisa dikecilkan jika kita mau mengecilkannya dan masalah kecil bisa dibesarkan sesuai kemauan kita.
Jika kita terbiasa membesarkan masalah kecil, maka semua masalah menjadi besar. Sebaliknya, jika terbiasa mengecilkan masalah dan membesarkan nama Allah SWT maka kecilah semua masalah di dunia ini.
Jika kita memandang bangsa Indonesia adalah bangsa yang lemah, tidak memiliki potensi, tidak kredibel dan tidak memiliki kemampuan untuk bangkit, maka percayalah...! setiap hari kita akan menjadi bangsa rapuh, mudah menyerah dan cepat merasa kalah.
Jika kita berpandangan bahwa bangsa ini memang pantas diberi azab oleh Allah, maka Allah juga akan terus mencambuki dengan cemeti azab.
Kita memang layak diazab karena kita sendiri berprasangka buruk kepada Allah. Jika kita beranggapan bahwa musibah dan bencana yang datang silih berganti akhir-akhir ini sebagai isyarat akan hancurnya bangsa ini, maka Allah pun akan mendatangkan kehancuran pada bangsa ini.
Dalam hadits Qudri Allah berfirman :
Aku berada dalan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku
(HR. Bukhari dan Muslim)
Jika masalah bangsa ini kita bawa sedih, maka akan menjadi sedih. Jika dibawa susah, maka menjadi susah. Dibawa gembira menjadi gembira. Semua tergantung pada cara pandang kita.
Oleh karenanya, cara pandang yang paling sesuai dengan nilai-nilai positif kita sebagai manusia, dan nilai-nilai kebenaran syariah adalah pandangan yang salah satu dimensinya meyakini bahwa segala sesuatu di dunia ini kecil. Hanya Allah Yang Maha Besar.
Persepsi bahwa hanya Allah Yang Maha Besar adalah tidak hanya menjadi kosmetikasi belaka, melainkan dibangun dari interaksi mendalam dengan aktivitas ibadah yang sudah disyariatkan Allah dan Rasul-Nya.
Selama menunaikan shalat lima waktu, tidak kurang dari 102 kali kita mengucapkan "Allahu Akbar". Seharusnya kalimat itu sudah cukup untuk selalu menyalakan kesadaran tentang kebesaran Allah. Saat itu pula kita lepaskan segala hal yang kecil sebagai belenggu persepsi buruk yang menghinggapi.
Kalimat takbir seharusnya menjadikan kita optimis penuh percaya diri dan bersikap positif terjadap segala sesuatu bahkan terhadap kegagalan sekalipun. Karena kegagalan itu bukan berarti kematian, kehancuran atau akhir dari segalanya.
Jika kira bersifat positif kita akan mampu menghargai diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan hanya akan menimbulkan kelelahan mental dan rasa frustasi yang akan menganiyaya diri sendiri.
"Dan tidaklah mereka menganiaya Kami (Allah), akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (Al-Baqarah: 57)
Allah berada sesuai persangkaan hamba-Nya. So, just take it easy ! Allahu a'lam bish-Shawab
Dari berbagai sumber gambar di sini