Mengapa Allah menjaga eksistensi negara kafir yang adil? Padahal kekafiran dan kesyirikan juga merupakan kezaliman. Bahkan syirik merupakan dezaliman terbesar (QS Lukmatn: 13).
Penyebabnya : Kekafiran dan kesyirikan adalah DOSA VERTIKAL atau melanggar hak mutlak Allah SWT. Sedangkan kezaliman terhadap individu adalah DOSA KUADRAT atau penggabungan dosa vertikal dan dosa horizontal, karena melanggar hak individu dan melawan hak mutlak Allah sekaligus.
Orang-orang yang terzalimi saat mengadukan ketidakberdayaan dan memohon keadilan kepada Yang Maha Adil, maka doa mereka menjadi mustajab.
Tak ada tabir yang menghalangi antara do'a orang yang terzalimi.dan do'a mereka menjadi mustajab (HR. Bukhari no. 1496 dan 3059).
"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabbmu berbuat terhadap kaum 'Ad?
Yaitu penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan tinggi yang belum pernah dibangun sebelumnya di negeri-negeri lain. Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah. Serta kaum Fir'aun yang mempunyai banyak tentara yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu. Karena itu Rabbmu menimpakan kepada mereka Cemeti Azab.
Sesungguhnya Rabbmu benar-benar mengawasi."
(QS Al-Fajr: 6-14)
Ayat tersebut menjelaskan sunatullah terhadap tiga bangsa besar dan adidaya namun zalim. Mereka sama-sama memiliki kemampuan materi serta kekuasaan yang membuat mereka pongah, lupa diri, berlaku zalim dan menebar kerusakan di muka bumi.
Sejarah mereka pun berakhir setali tiga uang. Tragis dan hancur binasa. Hal serupa juga menimpa imperium Romawi dan Persia yang merupakan dua negara adidaya dimasanya dan barakhir tragis binasa pada tahun 857H/29 Mei 1453 M.
Dari lembaran sejarah di atas dapat disimpulkan dan dipetik pelajaran bahwa betapa eksistensi sebuah negara bertumpu di atas pondasi keadilan tanpa pandang bulu. Tidak hanya tajam buat rakyat jelata tetapi juga harus diberlakukan bagi para elite dan penguasa.
Betapa Cemeti Azab Allah sangat pedih. Ketika sebuah bangsa yang kufur menebar kezaliman, maka di atas dasar apakah negara itu akan eksis? Kita berlindung kepada Allah dari segala bentuk perlakuan zalim sebagaimana kita berlindung kepada Allah dari berbuat zalim. Amiin, wallahua'lam bishawab.
Dari berbagai sumber, gambar postingan di sini
waah, makasih mas inspirasinya :)
BalasHapuspostingannya tajam dan mengena pada kondisi saat ini Kang. Betapa keadilan begitu mahal dijangkau masyarakat awam.
BalasHapusEntah cemeti apa yang akan terjadi pada negeri ini jika tidak mengedepankan nilai keadilan
yg zalim biarlah menjadi urusan Allah Ta'alla, yang tak zalim ya itulah berkah dan rahmat Allah Ta'alla...tinggal bgmana menjaganya agar tetap tak zalim sampai akhir masa..niscaya, satu tahta surga buat umatnya yg berpegang teguh pada iman dan Islam...Insya Allah...
BalasHapusbagus postingannya.
BalasHapusmenyentuh.
Audzubillahiminashaithonnirojim... berlindung dari segala kezaliman, kekafiran, dan kesombongan..
BalasHapusmereka semua berada diladang pahala, jika ikhlas...kitapun juga sama.
BalasHapusinspiratif sekali.. jadi teringat tsunami aceh, bencana besar, tapi apa merupakan azab?
BalasHapusTErimaksih, sharingnya bagus sekali :)
BalasHapusjadi...
BalasHapustinggal menunggu waktuy saja ya
kehancuran itu pasti akan datang
Sebuah postingan yang berat, saya butuh waktu untuk memahaminya. Tapi sungguh Artikel yang bermanfaat ... :)
BalasHapushmmmmm...jadi bisa berenung, mksh udh sharing ^^
BalasHapuswaaaahhhh bagaimana dengan negara kita,,,????masuk kategori mana yaa,,???
BalasHapusHai,
BalasHapusSudah lama aku nggak blogwalking. Karena memang dah lama juga nggak blogging. Hehehehehe.... Datang sekedar menyapa. Semoga dirimu sehat dan selalu bahagia.... dan semoga belum lupa dengan persahabatan kita.
:)
Salam,
Ninneta
>Dwi : Tq bro, salam hangat :)
BalasHapus>Pakies: Dzadjakallah khairan, saudaraku :)
>Belantara: Yuph, keperdulian ntuk mengingatkan dan mengajak sesama kepada yg haq dan kesabaran. Tq :)
>Tq adinda, salam hangat :)
>Gaphe: Amiin Allahumman amiin... Tq bro :)
>Arya: Amiiin... tq :)
BalasHapus>Meutia: Semoga menjadi hikmah dan pembelajaran, amiin... tq :)
>Winny: Thanks, dzadjakillah khairan :)
>Elsa: Setuju dek, tq, salam hangat :)
>Ica: Thanks dah mo mampir :)
Mungkin juga bencana yang silih berganti di negeri ini ada hubungannya dengan tingkah laku/perbuatan manusia...
BalasHapus*Hanya kepada_NYA aku berlindung..
>Indra : Thanks balik bro :)
BalasHapus>Dees: Hehee... Semoga negara kita tidak masuk dlm golongan negara zalim. tq dek :)
>Nineta : Senang bsa dapat kunjunganmu lagi sob. Tq :)
>Sukadi : syogyanya diambil hikmah dan pelajaran. Turut berbelasungkawa dan prihatin atas bencana yg menimpa saudara2 kita di Sleman dan Mentawai. Semoga Allah menempatkan mereka di tempat yg layak di sisiNya, amiin...
semoga ALlah melindungi kita dari orang2 yang dzalim, dan menjauhkan kita dari sifat dzalim. Amin.
BalasHapusBerkali-kali cemeti itu dicambukkan tapi entah karena jasad telah kebal atau ruh yang telah mati?
BalasHapusRasanya banyak sekali yang berlaku fasik dan tidak menyadari malah buat sensasi...
Belajar dari kisah ini semoga jadi bahan perbaikan diri.
Merinding membacanya.. Semoga kita bukan termasuk bangsa yang perlu dicemeti.
BalasHapusTerima kasih sharingnya..
Assalamualaikum Kang,
BalasHapussilaturrahim pagi lagi, membawa doa semoga dimudahkan dalam segala urusan
wah,,,menyentuh banget neh,,moga kita semakin sadar dengan adanya rentetan bencana di Negeri ini.
BalasHapussabar, pasrah, dan berdoa
BalasHapussalam sobat
BalasHapuscemeti azab bila menimpa ,duh sangat pedih, tetapi teguran untuk kaum kafir yang zalim.
semoga bencana negeri kita segera berakhir.
>Witha: Amiin... Allahumma amiin...
BalasHapus>Muza: Setiap azab justru menjadikan sebagian kaum lupa diri. Tq, salam sobat :)
>Ajeng: Amiin... tq balik, salam hangat :)
>Ustad Pakies: Amiin... thanks ustad :)
>Catatan : Amien... Salam hangat selalu :)
>Trikblogger: Yuph... sepakat bro :)
>Nura : Amiiin... salam sobat :)
Brader Gaelby, doa saya setelah sholat, salah satunya, permohonan perlindungan Allah pada saudara kita di penjuru Indonesia :)
BalasHapusSemoga kita selalu berjalan lurus dan senantiasa bersyukur atas nikmatNya, amien.
entahLah apa ini namanya, tetapi sepertinya beLum menjadikan peLajaran berharga bagi individu2 pada umumnya. kedzaLiman masih terjadi di sana-sini, korupsi di anggap rezeki. tanda2 teriakan aLam sudah terasa, tetapi masih banyak yang bisa merasakan kepedihannya. waLaupun secara Langsung tidak merasakan, tetapi bukan berarti tidak turut untuk turut mengambiL hikmahnya.
BalasHapus