Photobucket

Minggu, 09 Januari 2011

Cinta Ayah, I love you Dad

Sekitar jam 11 malam ketika anaknya masih berusia tiga tahun dalam keadaan sakit, seorang ayah menimang putranya terus-menerus. Mau dibawa ke dokter, tentu sudah tengah malam. Si kecil terus saja terjaga dan menangis.

Satu-satunya cara membuat anaknya berhenti menangis dengan mengendongnya di bahu sambil mendendangkan lagu kesayangan anaknya dengan lembut, mondar mandir dari kamar ke ruangan tengah rumah.

Jika ayahnya berhenti bernyanyi dan mencoba menurunkan dari gendongan ntuk sedikit duduk beristirahat, sang anak serta merta kembali menangis.

Tentu saja si Ayah benar-benar sedih dan letih karena dibebani berat 12 kilo sampai pagi. Punggungnya sakit, kakinya pegal tenggorokan serak, kepalanya pening, sementara jam 7 pagi dia harus segera siap-siap berangkat kerja.

Beberapa tahun kemudian saat putranya beranjak delapan tahun, ketika keluarga itu berkumpul di ruang keluarga, Sang Ibu menceritakan kembali kepada putranya tentang kejadian yang sering kali dilakukan Ayahnya. Kemudian sang anak bertanya ke ayahnya

"Ayah tidak kesal padaku saat itu?"

Si Ayah terkejut mendengar pertanyaannya, karena perasaan itu tidak terlintas sedikitpun dari benaknya. Sambil menyembunyikan rasa haru ia menjawab,

"Sayang... Ayah dan kamu adalah laki-laki. Ayah tidak mampu mengungkapkan cinta padamu lebih dari itu. Kenangan indah itu tidak akan pernah Ayah lupakan."

20 komentar:

  1. wajar bila seorang anak kadang tak menyadari semua itu sampai suatu saat sianak punya anak...

    BalasHapus
  2. ayah memang kadang kurang begitu bisa langsung mengatakan cinta >.< tapi dengan apa yang telah dilakukan itu telah membuktikan segalanya >.<

    BalasHapus
  3. luar biasa cinta seorang ayah.. jadi buru-buru pengen punya anak nih, biar ada yang disayang-sayang.. hehehe

    BalasHapus
  4. memang luar biasa perjuangan seorang ayah...
    walaupun dulu ayahku galak..tapi aku rasain setelah aku dewasa..yah walaupun ada plus n negatifnya juga..bagaimanapun ayah adalah sosok tegar dalam rumah tangga

    BalasHapus
  5. asswrwb...semoga ksh sayang kita dlm mendidik anak membuahkan hasil.., membuat anak menjadi manusia sholeh...amin.

    BalasHapus
  6. JAdi ingat nih sama ayah di rumah... saya tak perlu bertanya atau mendengarkan kisah orang tentang setianya ayah (dan ibu) menjaga saya walau lelah... karena saya yakin mereka pasti melakukannya dengan tulus
    Makasih untuk artikel ini
    Salam

    BalasHapus
  7. cinta seorang Ayah tidak kalah dengan cinta seorang Ibu

    BalasHapus
  8. heheheh aku tau ayahku sayang padaku, aku juga sayang tapi kayaknya dia gatau hehehehehe

    BalasHapus
  9. hiks, kangen ayaaaah.. tulus sekali ya cintanya. semoga ayah dan ibu selalu berada dalam lindungan Allah SWT. amin

    BalasHapus
  10. >Ust.Pakies: Amiin Allahumma amiin... tq tad :)

    >Rawin: yuph, tapi syogyanya sang anak bsa selalu ingat, tq :)

    >Inge: Ayah adalah idola kita dan slalu dihati, tq :)

    >Gaphe: hehee... dri skarang hrs mulai dipikirkan :)

    BalasHapus
  11. >Winny: tq dah mo mampir, salam hangat selalu :)

    >Redi: Sosok yg tegar yg perlu kita contoh. tq bro !

    >Tiwi: AMiin... Ta\q :)

    BalasHapus
  12. >Serbater: tq bro, salam sobat :)
    >R10: Salam hangat selalu, tq :)
    >Ocky: Akan lbih baik kita ungkapkan, i love u dad !
    >M.khairani: Ayah dan Ibu adalah sosok yg penuh cinta dan ketulusan. Salam sobat :)

    BalasHapus
  13. ayah idolaku, love u v much dad :(

    BalasHapus
  14. aah ... jadi ingat bapak saya, kami dekat walaupun hubungan kami tidak pernah terungkapkan dengan kata-kata verbal tapi bapak selalu ada buat saya selalu ada saat saya butuh dia :) *malah curcol*

    BalasHapus
  15. ayah...kapan aku jadi ayah, atau aku ayah yang tak merasa sebagai ayah?

    BalasHapus
  16. >Vivi: tq dah mampir :)
    >yuyuk: yuph be a good daughter, salam hngat :)
    >M.Avip: Lbih cpat lbih baik, heheee :)
    >Nova : tq !
    >T.Clong: tq bro

    BalasHapus
  17. jinta ayah sepanjgan jalan
    cinta ibu sepanjang masa..\
    kunjungi jg bahan bacaan saya :
    jurnal
    ekonomi andalas

    BalasHapus