Kerja keras adalah energi kita – adalah tema kontes yang diusung oleh Pertamina Blog contest yang diadakan oleh PT. Pertamina Persero dalam rangka hari ulang tahunnya yang ke 52, adalah langkah cerdas dan strategis dari sekian banyak langkah progresif lainnya yang telah diaplikasikan secara nyata oleh salah satu perusahan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ini.
Tentu saja tidak semata-mata dilakukan untuk orientasi keuntungan semata (profit oriented), tetapi terdapat banyak kontribusi langsung PT. Pertamina sebagai bentuk keperdulian dan peran aktif bersama pemerintah dalam melayani masyarakat dalam bentuk kegiatan yang sangat membantu dan bersinggungan langsung dengan kebutuhan masyarakat akar rumput (grass root) dalam bentuk kegiatan sosial, pengentasan kemiskinan, pendidikan, keagamaan, infrastruktur dan lain-lainnya.
Yang lebih penting digaris bawahi bahwa substansi dari motto “Kerja Keras Energi Kita” menurut saya adalah suatu prinsip edukasi dan motivasi untuk membiasakan diri selalu bekerja keras pantang menyerah, karena tidak akan diperoleh hasil atau energi yang optimal manakala kita bekerja hanya karena rutinitas semata tanpa kesungguhan dengan bekerja keras.
Sebelumnya, PT. Pertamina Persero melakukan kegiatan cepat tanggap darurat gempa di Padang Sumatra Barat dan di daerah korban bencana lainnya dengan keperdulian yang luar biasa. Disamping menyediakan kebutuhan korban gempa seperti selimut, sembako dan lain-lain, juga berperan aktif dalam upaya recovery Padang Sumbar, terutama optimalisasi pelayanan SPBU di Sumbar dalam waktu yang singkat. Menurut Direktur Utama PT. Pertamina Persero Karen Agustiawan, 92 SPBU di Sumatra Barat telah normal kembali.
Saya juga ikut merasa bangga sebagai anak bangsa, karena atas kerja keras dengan keberanian ekstra, PT. Pertamina akhir-akhir ini melakukan aktifitas pengelolaan tambang minyak Tuba di negara konflik seperti Irak. Tidak semua perusahaan migas di dunia ini yang berpeluang dan berani melakukan kegiatan ini. Jadi,kiprah BUMN ini bukan hanya bersifat lokal Nasional, tetapi juga Internasional.
Kerja keras adalah energi kita – seyogyanya dijadikan semboyan yang harus dimiliki dan diterapkan oleh setiap orang baik di level individu, kelompok, organisasi, dunia usaha, masyarakat maupun negara sebagai pemacu dan motivasi dalam menjalani hidup dan aktifitas sehari-hari. Prinsip ini juga sangat diperlukan dalam upaya membangun bangsa dan negara kita yang dihadapkan oleh tantangan global yang semakin kompleks.
Dikutip dari artikel online divisi komunikasi PT. Pertamina Persero, Tiga terobosan di sektor hulu Pertamina menunjukkan perusahaan ini semakin mantap melangkah menuju level National Oil Company (NOC) kelas dunia.
Pertama, Pertamina merambahi ladangladang minyak di sejumlah negara. Kedua, ladang garapan yang selama puluhan tahun selalu dan selalu di daratan alias onshore, kini BUMN migas ini semakin berani ke ladang-ladang migas di lepas pantai (offshore). Dan ketiga, Pertamina semakin semangat mengakuisisi blok-blok migas yang potensial dari pengelola sebelumnya. Juga membeli Participating Interest (PI) atas blok-blok yang masih ekonomis.
Visi-Misi Pertamina memiliki semangat membangun perusahaan migas modern. Dari sisi tahapan-tahahapan waktu dan target, Pertamina memiliki program 15 tahun menjadi perusahaan kelas dunia (2008 - 2023). Program besar tiga RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) tersebut membagi periode pencapaian, dari mulai Periode I (2008 - 2013) dengan target Pertamina menjadi perusahaan nomor satu di Indonesia. Asal tahu saja, dari sisi produksi minyak, Pertamina hingga September 2009 ini adalah nomor dua setelah Chevron, dan untuk sisi produksi gas, menjadi nomor dua dari Total.
Periode II (2013 - 2018) adalah bagaimana Pertamina membangun diri menjadi perusahaan kelas wahid di kawasan Asia Tenggara, bahkan belakangan ada yang menyebut target Asia Pasifik, karena nyatanya di kawasan Asia Pasifik Pertamina semakin menunjukkan gejala eksistensinya. Tak cuma di Asia Tenggara saja. Keberhasilan masukParticipating Interest sebesar 10 persen Blok BMG (Basker Manta Gummy) di South Australia, ternyata memberikan semangat luar biasa, kalau Pertamina bisa memulai berekspansi portofolio di ladang-ladang di dalam dan di luar negeri.
Setidaknya target tiga akuisisi blok tahun 2009, dimulai dengan akuisisi penuh BP West Java, Ltd. di daerah lepas pantai laut Jawa Barat, dan menjadikan Pertamina operator dari PSC ONWJ. Lalu sukses akuisisi Blok BMG, dan kini sedang menegosiasi sebuah blok lain di sebuah Negara Asia Tenggara. "Sekarang lagi finalisasi negosiasi," kata Gunung Sardjono Hadi, Deputi Direktur Pengembangan Usaha Hulu.
Periode III (2018 - 2023) merupakan periode berat bagi Pertamina karena harus menempatkan diri pada level 11 besar di antara NOC dan IOC. Masih ada waktu 14 tahun. Yang menyulitkan adalah situasi dan kondisi peta perusahaan migas pada belasan tahun mendatang masih sulit diprediksi pasti, sepasti-pastinya. Siapa "lawan tanding" Pertamina dalam mencapai target, sekali-kali bisa berubah tanpa diduga. Seperti diketahui, kebangkrutan perusahaan kelas dunia di berbagai bidang sering tak diduga. Olengnya perusahaan otomotif di AS belakangan ini atau bangkrutnya Enron pada tahun-tahun lalu adalah contoh nyata. Termasuk terjadinya merger antara perusahaan besar di dunia migas.
Dengan target waktu dan sasaran pada tiga periode yang jelas, Pertamina membangun "skuadron" anak-anak perusahaan (AP) untuk kegiatan intinya, termasuk sektor hulu Pertamina. Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) benar-benar menjadi pihak pengambil kebijakan strategis yang kemudian dijalankan AP-AP yang berperan sebagai kepanjangan tangan atau strategic arm length. Tugas AP-AP sektor hulu ini, menurut penjelasan Manajer New Ventures Bambang Manumayoso adalah sebagai petroleum operator.
Pertamina memiliki petroleum operator sektor hulu yaitu Pertamina EP (PEP), Pertamina Hulu Energy (PHE), Pertamina Geothermal Energy (PGE), selain PEP Randugunting dan PEP Cepu. Walaupun perusahaan ini pun mendirikan perusahaan non operator, yaitu Pertagas yang kebagian tugas menyalurkan gas dari ladang-ladang PEP ke konsumen. Selain itu ada fungsi penunjang seperti Exploration and Production Technology Center (EPTC), serta perusahaan penunjang seperti Pertamina Drilling Service (PDSI), dan Elnusa.
PEP sendiri sesuai aktenya didirikan untuk mengelola ladang-ladang eksplorasi dan produksi dalam negeri yang dulu dipegang Pertamina sebelum berlaku UU Nomor 22 Tahun 2001. Ladang-ladang yang luas totalnya 140.000 km2 tersebut dikenal sebagai eks Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Pertamina. Setelah menjadi holding company Pertamina memisahkan tugas holding dan tugas operator. PEP adalah operator atas eks WKP Pertamina.
Sedangkan PHE didirikan untuk mengelola ladangladang Pertamina di luar negeri serta ladang-ladang dalam negeri non eks WKP Pertamina, baik JOB-PSC (Joint Operating Body - Production Sharing Contract), PPI (Pertamina Participating Interest) maupun lahan-lahan baru hasil tender Migas. Dan kalau PGE jelaslah mengurus pengusahaan panasbumi yang sudah dimiliki Pertamina selama ini.
Sukses tidaknya Pertamina mencapai target-target besarnya tergantung sejauhmana AP-AP ini juga mencapai target KPI (Key Performance Indicator)-nya yang telah digariskan tegas dalam RJPP.
Pada tahun 2002 Pertamina masuk ke Vietnam dan Irak, lalu 2005 masuk ke Malaysia, tahun 2006 ke Libya, lalu ke Sudan (2007), Qatar (2009), dan Australia (2009).
Pengalaman Pertamina di sektor hulu memang lebih dikenal sebagai penggarap ladang-ladang migas di daratan aliasonshore. Maka dengan cerdas, Pertamina melakukan terobosan masuk ke offshore, baik shallow maupun deep water.Pertamina menggandeng perusahaan yang sudah kampiun di bidang ini seperti StatOil, Petrobras, dan Shell untuk beberapa ladang offshore Indonesia.
Setidaknya dengan motto kerja keras adalah energi kita, Pertamina telah sukses meluncurkan produk unggulan berkwalitas tinggi seperti :
FASTRON FULLY SYNTHETIC adalah Pertamina lubricant atau pelumas mesin kendaraan bensin bermutu tinggi yang
diformulasikan khusus dari bahan dasar full synthetic Polyalphaolefin atau yang lebih dikenal
dengan PAO, sehingga pelumas ini sangat unggul dikelasnya.
FASTRON SYNTHETIC OIL adalah lubricant Pertamina atau pelumas Pertamina untuk mesin kendaraan bermutu tinggi yang diformulasikan khusus dari bahan dasar base oil synthetic dengan tingkat unjuk kerja melampaui persyaratan API SL.
Kerja keras adalah energi kita – merupakan motivasi sehingga Pertamina juga berhasil memenangkan bidding di sejumlah ladang offshore di luar negeri walaupun di sana berkonsorsium dengan NOC negara lain dan IOC. Bahkan BMG di Australia, lepas pantai Australia yang diakuisisi 10 persen semakin memperpajang pengalaman dan track record sebagai perusahaan kelas dunia yang piawai juga dipenggarapan laut lepas (onffshore).
Terobosan ketiga Pertamina adalah mengakuisisi ladang-ladang atau blok-blok migas yang cukup ekonomis, tapi oleh kebijakan perusahaan pemilik sebelumnya dianggap tidak termasuk kriteria teknis ekonomis skala mereka. Memang ini berkaitan dengan langkah Pertamina mengembangkan usahanya.
Tahun 2009 ini Pertamina mengambil alih ladang offshore ONWJ (Offshore North West Java) milik BP West Java, Ltd. juga telah mengambil alih 10 persen atas ladang BMG lepas pantai Australia selatan dari pemiliknya, ROC. Dan bersiap-siap mengakuisisi sebuah blok di Hanoi Trough, Vietnam, yang termasuk offshore dangkal.
Proses akuisisi atau pembelian blok-blok yang menarik antara lain melalui pembelian atau penyertaan modal atau Participating Interest (PI) ke dalam PSC-PSC yang prospektif dan strategis. Upaya lainnya adalah mengambil alih sebagian atau seluruh PI pada PSC yang akan terminasi. Seperti misalnya Blok West Madura yang akan terminasi pada tahun 2011. Kemudian Blok Mahakam di Selat Makassar yang juga akan terminasi tahun 2017.
Proses akuisisi atau pembelian blokblok menarik antara lain melalui pembelian atau penyertaan modal atauParticipating Interest ke dalam PSC-PSC yang siap berakhir atau terminasi. Yang terdekat seperti West Madura yang tahun 2011 mau terminasi. Kemudian Blok Mahakam di Selat Makassar yang sudah terminasi tahun 2017.
Pertamina terus bergerak di sektor hulu, dari mulai ekspansi ke luar negeri, masuk ke ladang lepas pantai (offshore), dan terus melakukan pembelian atas blok-blok ekonomis yang siap dijual pemiliknya karena dianggap tidak ekonomis lagi dalam ukuran ekonomi mereka. Sementara bagi Pertamina, adalah menambah cadangan dan meningkatkan produksi serta mencatat pengalaman menggarap lahan-lahan offshore, untuk mengubah persepsi Pertamina hanya jago di darat (onshore) menjadi perusahaan yang disegani di level Internasional.
Bravo Pertamina ! Kerja keras adalah energi kita.
great to be here...thanks for coming by!
BalasHapuswww.flavourme.com
wah saya baru tahu kalo pertamina sekeren ini... :)
BalasHapusmaju terus PERTAMINA.... MANTAP!!!
ngga cuma pertamina yang boleh berteriak lantang mengatakan "kerja keras adalah energi KITA!!!"
Kita juga harus tanpa segan mengucapkan "kerja keras adalah energi KITA!!!"
supaya kita senantiasa mengalami kemajuan :)
Hoohohoh
semangat pak buat kontesnya.... :) Good LUck...
Bagaimana tuh kriteria kontesnya? mungkin saya bisa sedikit membantu ^_^
@dhemz: thanks, it's nice to be your friend
BalasHapus@AndriRistiawan: thanks, sy akan lngsung konsultasi di blog Andri. Good luck !
salam kenal juga mas...
BalasHapustrims sudah berkunjung...
waduh artikelnya panjang banget...
semoga sukses ya...
http://IwanKus.com
maju terus pantang mundur
BalasHapusaku liat2 lagi artikelnya mas... liat teknik SEOnya... belajar sesuatu tentang SEO lagi... saya juga masi belajar kok mas >_<
BalasHapus@iwankus: artikelnya kpanjangan, krna ikut lomba review n seo pertamina :)) Thanks bro...
BalasHapus@andri:aku tunggu tips2nya, thanks kawan