Rusli Zainal Sang Visioner - dalam Optimalisasi Potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia di Propinsi Riau, adalan sebuah metode kepemimpinan yang patut dijadikan percontohan dalam membangun propinsi dan daerah-daerah lain di Indonesia termasuk untuk Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), lebih khusus untuk diterapkan di Kabupaten Bima.
Mengutip pernyataan Pejabat Kedutaan Besar Malaysia dalam suatu wawancara di sebuah media cetak Nasional Malaysia beberapa tahun yang lalu, mengatakan "Malaysia didominasi oleh hamparan perkebunan, taman, yang dialiri oleh sungai-sungai dengan airnya yang jernih. dan ini telah diterapkan di seluruh Malaysia sebagai kebijakan Nasional melalui regulasi yang jelas, baik planning maupun Aplikasi pelaksaannya."
Setelah ditelaah secara komprehensif, ternyata Kebijakan Pemerintahan Diraja Malaysia terinspirasi oleh gambaran Firman Allah SWT, dalam Kitab Suci Al-Qur'an tentang Surga. Dimana dijelaskan bahwa surga itu dihiasi oleh hamparan pepohonan berbuah dan taman memikat yang di bawahnya terdapat sungai-sungai yang elok, mengalirkan kilauan air yang jernih,untuk dinikmati oleh penduduk surga sesukanya.
Tidak heran, Kuala Lumpur dan distrik lain di Malaysia, membuat siapa saja yang berkunjung, akan merasa sangat betah berlama-lama menikmati keindahan Malaysia sebagai bagian dari keberhasilan promosi obyek Tourism (Pariwisata) Malaysia.
Filosofi negara serumpun Indonesia itu, telah nampak di Kepulauan Riau yang dipimpin oleh Sang Visioner - Rusli Zainal. Makanya, kalau kita berkunjung ke Riau, tidak ubahnya seperti kita berkunjung ke Kuala Lumpur.
Bagaimana dengan Kabupaten Bima, bisakah menerapkan metode seperti itu ? Jawabannya jelas bisa. Bupati Bima H. Fery Zulkarnain ST, sangat diyakini menerapkannya di Kabupaten Bima. Disamping beliau adalah seorang Jenateke (Raja Bima) yang nota bene tidak berbeda jauh dengan pemerintah DIRAJA Malaysia.
Kabupaten Bima - yang dipimpin oleh Bupati sekaligus Raja Bima ini, untuk menerapkan kepemimpinan model Sang Visioner Rusli Zainal, bukanlah sesuatu hal yang sulit. Tentu saja karena H. Fery Zulkarnain adalah salah seorang Bupati yang inovatif dalam menerapkan manajemen pemerintahan yang efisien dan efektif. Salah satu sepak terjang beliau yang sangat perlu diancungi jempol adalah merespon baik, aspirasi sebagian masyarakat di wilayah bagian Bima timur untuk memekarkan diri menjadi Kabupaten Bima Timur. Ini adalah salah satu item penting untuk menerapkan sistem pelayanan publik dalam manajemen pemerintahan yang efisien dan efektif.
Selain bawang merah, penanaman mangga arum manis banyak dilakukan masyarakat Bima. Minat masyarakat kepada tanaman buah ini, sangat menggembirakan. Hal ini adalah fenomena positif untuk menggalakkan sektor perkebunan. Hal ini adalah perubahan yang dirasa signifikan karena sebelumnya, paradigma berpikir Masyarakat Bima hanya fokus oleh tradisi menanam bawang merah, padi dan tanaman sawah lainnya. Tentu saja itu perlu, tetapi harus terjadi keseimbangan dengan sektor perkebunan dan perikanan. Penanaman mangga arum manis ini tergolong mudah, serta lahan tak se-spesifik pembudidayaan bawang merah. Pohon mangga lebih toleran dan dapat tumbuh di tanah yang bergelombang. Bahkan, mangga dari kabupaten ini lebih manis karena pengaruh minimnya curah hujan. Tahun 2002, tercatat 1.200 ton panen mangga dari 287.000 pohon. Mangga ini dibawa dengan mobil ke Pulau Bali dan Jawa lalu diekspor ke Singapura. Sentra mangga di Kecamatan Wawo, Wera, Donggo, Belo, dan Sape Bima.
Jambu mete juga mulai dibudidayakan terutama di Kecamatan Donggo, Madapangga, dan Bolo. Areal penanaman 5.700 hektar hingga akhir tahun lalu. Tanaman yang dipadukan dengan tanaman semusim ini menjadi unggulan program Kawasan Sentra Produksi berbasis komoditas perkebunan. Jadi, tunggu apa lagi, semakin cepat akan semakin baik untuk mencontohi kepemimpinan yang dilakukan oleh Rusli Zainal Sang Visioner
Tidak ada komentar:
Posting Komentar