Photobucket

Minggu, 10 Oktober 2010

Salaamun alaika wahai Kekasih Semesta

pedih telah termakan luka 
menggores abjad kelu termakhtub tubir air mata 
rikuh menjalani nasib 
tanpa sejumput kasih, menghilang berabad silam

Darah tak jemu menetes 
dari kelopak bunga merindu siraman Al-Kautsar 
Raga terpenuhi asa, mimpi bersua dengan kekasih 

Sementara... 
ketenangan tidak jua muncul 
semenjak Ghamata dijejak Cisneros 
yang tak pernah mencuci baju keuskupannya

Ababil itu tidak pernah turun lagi 
membawa kerak neraka 
membakar bebajuan sombong merajalela
angkara di setiap sudut 
dengan keringat mengelupas tubuh 
dari tubuh sang uskup 
ia telah mencoreng dinding-dinding masjid 
dan menukar namanya menjadi gereja. 

Salaamun'alaika  wahai Kekasih Semesta
kunikmati rindu ini, menggapai syafaatmu, 

*Sayyid Madani Syani

31 komentar:

  1. Ujian bagi umat Allah Ta'alla....sampai di mana kita bersujud ikhlas kepadaNya dan mengumandangkan syalawat Nabi..Insya Allah

    BalasHapus
  2. Kapanpun, dimanapun, hanya Allah SWT pegangan hidup kita.

    BalasHapus
  3. - Besarnya ujian yang diberikan menunjukkan besarnya cinta Allah swt pada umatNya

    - miris menangkap makna dari puisi di atas

    BalasHapus
  4. koq ketinggalan berita ya...
    tugas kita semakin berat dong.
    semoga kita selalu dalam bimbingan-Nya.amiinn...

    BalasHapus
  5. makna dari pencarian kekasih sejati, bibir yang selalu basah dengan bershalawat

    BalasHapus
  6. Ababil akan turun walo kapan
    karena kedzaliman pastilah akan ada balasan
    hanya saja ujian itu akan terus turun
    selama manusia masih ada iman
    itu kenapa kiamat-kiamat kecil dimunculkan
    sebagai peringatan bagi kaum beriman
    agar tauhid tetap bersemayam, tak tergoyahkan.

    BalasHapus
  7. Salamun alaika kekasih semesta
    dmana kan q temukan syafaatmu
    ketika lisan ini tak lagi fasih melantunkan namamu?

    BalasHapus
  8. salawat kita hangturkan untuk kekasih Allah

    BalasHapus
  9. Karena tak ada lagikah ketulusan dalam bershalawat untuk beliau? :(

    BalasHapus
  10. salam sobat
    penuh kesyukuran kepada Allah swt.
    dalam keadaan pedih sekalipun.

    BalasHapus
  11. puisi yg menyentuh sekali...namun bait terakhir kenapa ada pertanyaan retoris spt itu ya :)

    BalasHapus
  12. salam
    halo ade gaelby, udah brp umurnya skrg? udah bisa blogwalking sendiri belom? heheh

    slm bwt mama dan babanya yaa

    BalasHapus
  13. >Belantara: InsyaAllah sodaraku. Tq:)
    >Dedenkus: Betul 3x. Tq:)
    >Pakies: Subhanallah...
    >Narti: Amiin Allahumma amiin.
    >Arya: Ya rafi'asyaniddaraji. Salam hangat :)

    BalasHapus
  14. >Muza: Semoga, amiin Allahumma amiin :)
    >Lone: Assalamun alaika ya habbibie
    >Chikarey: Thanks dah mo mampir :)
    >7Taman: Allahumma salim'wa salim alaikh :)
    >M.Avip : Salam hangat selalu, tq:)

    BalasHapus
  15. hmmm..., tanpa bisa mengomentarinya hanya bisa mengacungkan kedua jempoL saja.

    BalasHapus
  16. Assalamu alaika ya sayidi ya Rosulullah..

    BalasHapus
  17. budi anduk vbaca ini pertamanya terharu, tpi akhirnya...

    hahaha bikin ngakak!!

    BalasHapus
  18. wahhh... saiia sii cuma bisa takjub klu sama untaian kata2 seperti nii :)

    BalasHapus
  19. weh, sangat dalam makna nya. saya takut salah penafsiran :)

    BalasHapus
  20. merinding... :( teringat kerusuhan dulu :(

    BalasHapus
  21. *speechless*
    semoga kita menjadi orang2 yang selalu mentasbihkan nama-Nya disetiap napas kita,juga orang2 yg selalu merindukan Rasulullah dengan selalu bersalawat kepdanya..
    salam

    BalasHapus
  22. Postingannya beda dari biasanya...
    Tapi tetap saja, mengingatkan kita utk selalu kembali dan mengingatNYA.
    I like this...

    BalasHapus
  23. selalu mencintai ALLAH adalah jalan terbaik hehehe saLAM KENAL AJA SOB

    BalasHapus
  24. hhhmmmm lebih banyak berdoa dan lebih banyak mengingat Allah

    BalasHapus
  25. >OmRame: Tq Om :)
    >Yohan : Amiin...
    >M.Faroz: Allahumma salim wa baarik alaih.
    >Nyun : Hehee... :))
    >Genial : Thanks, salam hangat :)

    BalasHapus
  26. >Ica : Trims dah mo mampir, salam sobat :)
    >Almastie : Dzadjakallah saudaraku :)
    >Wiwien: Amiin Allahumma amiin. Salam hangat selalu :)
    >Catatan : Heehee.. Perlu sedikit variatif aja. Thanks :)
    >Mobil : Salam kenal balik, tq :)
    >Ario : Yuph, sepakat bro... tq:)

    BalasHapus
  27. Jundullah tak akan pernah lagi ada jadi jangan pernah berharap akan turun malaikat menemani kita berjuang karena kita tidak pernah bisa berislam secara kaffah, orang yang teguh dengan Sunnah dianggap Aliran sesat , berislam secara total malah dianggap fundamentalis dan yang anehnya umat islam sendiri yang sekarang phobia dengan saudaranya sendiri termakan oleh ghaswul fikri para thagut dan salibis, mereka sendiri yang menyebut saudaranya teroris, fundamentalis dan segala macam yang lainnya ingatlah sesungguhnya Umat Islam itu bersaudara, sakit yang satu maka dirasakan bersama

    BalasHapus
  28. sama2, bahasanya sangat daLam. terungkap tapi suLit untuk diucapkan, hanya itu (tanda jempoL di atas) yang bisa saya sampaikan.

    BalasHapus