Photobucket

Jumat, 26 November 2010

Sebuah Catatan untuk Guru

Saya selalu tertarik dengan pengalaman Ahmad Marzuki di suara pembaca detik.com, saat beliau menceritakan pengalamannya saat di Rusia. Beliau menggambarkan keceriaan  anak-anak SD dalam seragam putih hitam yang bergegas menuju sekolah di pagi setiap 1 September di Rusia.
Pakaian, sepatu, dan tas baru melengkapi senyum riang mereka menuju sekolah. Di tangan mereka selalu ada benda wajib yang membuat terharu dan bangga: seikat bunga yang indah yang akan mereka persembahkan kepada guru tercinta.

Bukan perkara sederhana mempersiapkan seikat bunga segar di awal musim gugur. Selalunya harga melejit hingga tiga kali saat awal tahun ajaran tiba. Meskipun demikian para orang tua tidak pernah jera mengusahakan buket bunga sebagai tradisi dan lambang kepercayaan dan penghargaan mereka terhadap guru.

Rusia dengan penduduk 145 juta jiwa memiliki jumlah guru lebih dari 1,2 juta orang. Hampir separuhnya (43%) bekerja di pedesaan dan pelosok negara terbesar di dunia tersebut.

Menjadi guru adalah pengabdian setia kepada negara. Kesetiaan dan kebanggan yang mereka miliki kini mulai berbuah manis dengan perhatian yang serius dari pemerintah Rusia.  Guru di Rusia dua tahun yang lalu masih senasib dengan guru di Indonesia sekarang.  Mereka belum sepenuhnya diakui sebagai pekerja  profesional. Meskipun telah mendapat kemudahan untuk tempat tinggal, transportasi, fasilitas listrik, gas, dan air dari negara namun gaji rata-rata mereka masih belum memadai untuk kebutuhan primer kehidupan di Moskow. 

Mencermati kondisi tersebut Pemerintah Rusia pada periode 2009-2010 melakukan percepatan program profesionalisme guru yang  mirip dengan program sertifikasi di Indonesia. Melalui program tersebut jumlah guru profesional yang pada tahun 2008 hanya berjumlah 277,5 ribu orang mengalami pertambahan 413 ribu orang sehingga menjadi 690,5 ribu orang. Itu artinya guru yang profesional pada tahun ini telah mencapai 79%!

Dalam sambutan pada Hari Guru Rusia di Moskow, 5 Oktober 2010 yang lalu, Menteri Pendidikan Rusia, Andrei Frusenko menekankan pentingnya peningkatan kualitas guru sebagai agen perubahan di Rusia. Guru diharapkan memiliki wawasan terbuka, mampu memanfaatkan teknologi informasi mutakhir, dan jeli dalam membina minat dan bakat siswa-siswinya.

Sebagai bukti dukungannya, Fruzenko telah memulai Program Pembinaan Bakat dan Penyiapan Tenaga Kerja Trampil di Sekolah pada tahun ini. Program tersebut tentu saja sangat membutuhkan guru-guru yang handal dan kompeten di bidangnya. Di samping telah memiliki pengalaman mengajar yang cukup.  Andrei Fruzenko lebih jauh menjanjikan bahwa menjadi guru tidak lagi dianggap sebagai pegawai biasa. Mereka adalah pekerja profesional yang akan mendapatkan tunjangan kompetensi setiap 5 tahun. Tunjangan tersebut tentu dengan syarat bahwa guru yang bersangkutan terus meningkatkan kinerja dan kualitas kompetensinya dalam pendidikan.

Pada tahun ini saja Kementrian Pendidikan Rusia telah memberikan tunjangan wali kelas kepada 800 ribu guru setiap bulannya. Sebuah penghargaan yang besar untuk dedikasi guru.  Sebagai orang tua, tanpa sadar kita terkadang cemburu mengetahui ada sosok lain yang lebih didengar dan dituruti oleh anak-anak kita. Sosok yang sama perhatian dan kepeduliannya kepada anak-anak kita, dialah guru. Kadang kepercayaan anak kepada sang guru melebihi kepada orang tuanya sendiri.

Semua kata-katanya, baik nasihat, informasi, maupun ajakan guru sering kali lebih mampu menggugah anak untuk melakukannya ketimbang kata-kata orang tuanya. Kadang kita gregetan jika anak kita enggan mengikuti keinginan kita dengan dalih guru mereka berpendapat berbeda.    Kita patut lega dan berbangga dengan reformasi pendidikan di Indonesia yang perlahan tapi pasti mulai dirasakan oleh ujung tombak pendidikan: Guru. Sejak ditetapkannya APBN pendidikan sebesar 20% maka proyek-proyek besar pendidikan terus bergulir.


Berkaca dari perkembangan pendidikan di Rusia di atas, maka sepatutnya kita bersyukur bahwa reformasi pendidikan kita sudah selangkah lebih awal dari kebijakan yang mereka lakukan.
Hanya saja perlu dievaluasi dengan baik agar pemberdayaan dan peningkatan profesi guru terus terarah dan fokus pada pembinaan siswa di masa depan.  Ada banyak kritikan bahkan hujatan sehubungan dengan penambahan gaji dan tunjangan bagi guru. Tidak sedikit kalangan yang mempertanyakan kelayakan diadakannya Block Grant, BOS (Biaya Operasional Sekolah), dan insentif yang diberikan kepada guru dan institusi pendidikan. Semua itu perlu ditanggapi secara bijak dan bertanggung jawab. Transparansi program dan keuangan menjadi salah satu syarat stabilitas.

Kita juga patut bersyukur karena sistem pendidikan kita sebagaimana yang tertera dalam Undang undang No 20 tahun 2003 tentang sisdiknas tetap mengutamakan budi pekerti dan agama dalam kurikulum pendidikan nasional. Keberhasilan pendidikan pada seorang anak tercermin dari kebaikan budi bahasa dan kesalihannya terhadap agama. 

Adalah ironis jika ada suara-suara yang menyerukan sekularisme untuk peningkatan pendidikan kita. Sementara pada saat yang sama Rusia menyadari pentingnya moral dan agama dalam pembinaan anak-anak bangsanya.  Hari Kamis, 25 November 2010, dua juta guru Indonesia memperingati hari jadinya yang ke-65.

Masa depan anak-anak bangsa dipertaruhkan di pundak mereka. Kemuliaan dan keikhlasan mereka akan membawa kita kepada Indonesia yang lebih baik dan berkah. Bukan mustahil dalam 10 tahun ke depan, sebagaimana Rusia di Eropa, Indonesia akan menjadi pelopor peradaban di Asia dan Dunia.

Selamat Hari Guru !

sumber dari : Ahmad Marzuki S Si Kuala Lumpur zabownsqy@yahoo.com

25 komentar:

  1. orangtua dirumah lebih berperan, utama....

    salam damai

    BalasHapus
  2. semoga pendidikan kita semakin maju.
    butuh kerjasama yang baik antara orang tua dan guru.

    BalasHapus
  3. jangan menaruh beban sepenuhnya kepada guru.

    BalasHapus
  4. berharap supaya pemerintah bisa meneladani rusia dalam hal ini..

    BalasHapus
  5. Hmm...tentang jasa ya segudang, tapi...penghormatan dan perilaku baik pada mereka siapa yang bertanggung jawab?....kecuali para murid didiknya, hampir tak ada lagi...negara? bahkan orang tua murid sering menyalahkan jika anaknya tak lulus ujian dsb...ew..ironis...

    BalasHapus
  6. tidak semua Guru ... ada yang baik juga ada yang berengsek ... :D

    terkadang aku juga berpikir apa yang dilakukan guru-guru saat ini ... di sisi lain aku kasihan di sisi lain juga geregetan ... betapa tidak ... banyak guru yang melakukan pelayanan pendidikan kepada muridnya seenaknya saja ... akhirnya murid harus mencari tambahan ilmu di bimbingan ... lantas bagaimana yang tidak mampu mengenyam bimbingan ... murid itu hanya mencari binatang yang terlantar ...

    di sisi lain ... guru melakukan itu karena gajinya ga cukup untuk menghidupi keluarga ...

    mulai curiga diriku ... tidak cukup atau memang serakah?

    siapa yang salah?
    pemerintah yang tidak mencukupi kebutuhan?
    guru yang serakah dan terus cari ceperan?
    atau saya yang berargumen seperti ini?

    BalasHapus
  7. pengelola indonesia raya memang hanya bisa membuat kita skeptis saja...

    BalasHapus
  8. guru...
    kalo di Indonesia kisahnya sungguh mengenaskan

    BalasHapus
  9. semoga nanti di jaman Dija sekolah
    siste pendidikan di Indonesia jauh lebih baik lagi ya Om...

    Dija mau mau pesantren aja

    BalasHapus
  10. Berharap kedepannya sistem pendidikan di indonesia bisa merata tidak hanya mereka kaum berada yang bisa merasakan indahnya pendidikan. nice blog gan semoga tambah sukses kedepannya salam kenal.

    Di tunggu kunjungan baliknya ke http://7og4nk.blogspot.com

    BalasHapus
  11. guru tak hanya pengabdian setia pada negara, tapi juga pengabdian setia pada kehidupan.

    Dan semoga dengan adanya program sertifikasi di Indonesia tidak hanya bisa meningkatkan taraf hidup guru di Indonesia, tapi juga bisa menjadi motivasi guru untuk terus berkembang&mengembangkan pendidikan.

    Semoga para guru di Indonesia semakin berkualitas
    selamat hari guru :)

    BalasHapus
  12. #Aryadevi: Salam peace balik bro:)

    #Narti: Amiin... betul betul betul :)

    #SDA: Semua stkeholder seyogyanya hrs terlibat :)

    #Gaphe: Yuph. tidak ada ruginya mencontoh yg baik2

    #JohnTero: Sy menghormati pendapatnya. tq bro :)

    BalasHapus
  13. #Rawins : Akan lebih baik klo kita optimis walau pada kenyataannya sangat beralasan ntuk pesimis. tq bro :)

    #Elsa : Semoga keprihatinan ini segera teratasi, amiin...

    #BabyDija : Amiin... Om salut bnget ma t.Elsa yg nanti sekolahin Dija di pesantren.

    #LombokGuide: Tq dah mampir, sy akan segera meluncur balik :)

    #Dees: Yuph ! karena kehidupan ini hakekatnya adalah belajar dan mengajar. Selamat hari guru :)

    BalasHapus
  14. OOT aja mas bro: 200 ribu bukan rp 2000 heheh...2000 buat parkir aja dulu...kwkwkwwkwk....

    BalasHapus
  15. Aku selalu suka bila melihat anak sekolah berangkat kesekolah dengan riang.... keren pak, kehidupan guru di moskow...

    BalasHapus
  16. Kunjungan balik, dan salam kenal. Makasih sdh berkunjung ke blog saya.

    untuk guru di Indonesia, saat ini kesejahteraannya dan kualitasnya sudah mulai terangkat dengan adanya program sertifikasi guru serta tunjangan-tunjangan bagi guru baik swasta maupun negeri. viva guru, viva pendidikan.

    BalasHapus
  17. Lepas dari sebuah profesi, menjadi guru sebenarnya adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia, dimana semua amal/ilmu bermanfaat yang diamalkan akan menjadi catatan dan akan menemani sampai dihari perhitungan.

    Tapi, adanya kesenjangan nasib guru di indonesia sering menjadi permasalahan sehingga perlu dipikirkan solusi untuk semua permasalahan itu.. :)

    BalasHapus
  18. pendidikan agama memang sangat penting, dan akan lebih baik jika ditunjang juga dgn kualitas guru yang mumpuni, selamat hari guru :)

    BalasHapus
  19. Selamat Hari guru juga..
    semoga pendidikan di Indonesia ke depan harus lebih baik lagi...

    BalasHapus
  20. #Belantara : kwwkk... kwwkkk.... sory bro, dah salah baca. tau2 ntuk parkiran :))
    #Anjas: Titik jga :)
    #Nyanyu: Tq dek, terpujilah buat semua guru :)
    #Ella : Viva guru. Tq, Salam hangat selalu :)
    #Sukadi: Selamat hari guru sob! tq :)
    #Aulawi: setuju bnget saudaraku, tq :)
    #Ritma: amiin... tq :)

    BalasHapus
  21. nice sharing...saya ga ingin lagi lihat nasib guru seperti ayah saya....tapi biarlah apa yang ayah saya lakukan menjadi amal jariahnya yang tak putus...

    BalasHapus
  22. Saya juga mau mampir ya..

    Tidak dapat dibantah bahwa guru sangat berperan besar dalam kehidupan seorang manusia di dunia pendidikan. Namun, orang tua seharusnya bisa menjadi seorang guru yang lebih baik bagi anak2nya di dalam sebuah keluarga,hehehe.

    Tulisan yang cerdas dan menambah wawasan, keren! :)

    Makasih ya sudah memberikan komentar yang inspiratif di blog saya, jadi terharu,hahaha :p

    Btw, ikutan jg kan di K.U.M.A.T?

    salam kenal.

    BalasHapus
  23. Guru, yah memang memiLiki niLai tersendiri di mata muridnya dan meLuas sampai ke tengah masyarakat yang tentunya pernah merasakan juga menjadi murid. namun sangat disayangkan, masih beLum mendapatkan peniLaian seutuhnya dari pihak pemerintah. masih banyak nasib Guru yang tambaL suLam di sana-sini
    tapi bagaimanapun, saya tetap berharap sesuai dengan uLasan di atas.

    BalasHapus
  24. Bpk.DR.SULARDI. MM beliau selaku DEPUTI BIDANG BINA PENGADAAN, KEPANGKATAN DAN PENSIUN BKN PUSAT,dan dialah membantu kelulusan saya selama ini,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.Teman teman yg ingin seperti saya silahkan anda hubungi bpk DR.SULARDI.MM Tlp; 0813-4662-6222. Siapa tau beliau mau bantu

    BalasHapus