Telah kulempar tongkatku pada jeram kubuang semua perbekalan
Ingin kuhayati sunyi sambil mendengar semua yang dibisikkan langit
Mencatat setiap jerit bumi yang sakit
Tanpa perahu aku berlayar karena lautan
Adalah hatiku. Pantai-pantai berebut ingin menjemputku
Tapi aku mengelak sambil menari di udara
Kelenturan telah diwariskan burung dan belut kelicinanku
Meski hati ditumbuhi pohonan liar
Telingaku terbuka untuk kata-kata terucap dalam diam
Tanpa tongkat aku berjalan, mengembara
Seperti si buta yang merambah dunia
bukan dengan matanya
Ingin kuhayati sunyi sambil mendengar semua yang dibisikkan langit
Mencatat setiap jerit bumi yang sakit
Tanpa perahu aku berlayar karena lautan
Adalah hatiku. Pantai-pantai berebut ingin menjemputku
Tapi aku mengelak sambil menari di udara
Kelenturan telah diwariskan burung dan belut kelicinanku
Meski hati ditumbuhi pohonan liar
Telingaku terbuka untuk kata-kata terucap dalam diam
Tanpa tongkat aku berjalan, mengembara
Seperti si buta yang merambah dunia
bukan dengan matanya
wan sob, udah lama ngga posting ya?
BalasHapusteruslah berjalan.. hehe
tetap butuh sang mercusuar sebagai penuntun jalan..sebagai penuntun arah..
BalasHapusapa kabar nih?
kayaknya lama nggak nongol
hmm..kayaknya udah lama bener nggak nongol baru akhirnya muncul lagi
BalasHapusapa kabar nih, lama gak mampir di blog sampeyan nih
BalasHapushehehe
good description om :D
BalasHapuskdg2 orang salah tulis melukiskan orang buta yg bisa'lihat'
salam sahabat
BalasHapuspejalan buta dari segi isik namun hatinya tidak buta heheheh
wow, keren...
BalasHapusLama nggak mosting, Om? (eh, om..hihihi.. kayak gw kemudaan aja :D )
Kemane aje nih?
>Meutia : Iya neh... gi bnyak merenung ttg perjalan hidup. Tq:)
BalasHapus>Yuph ! spakat kawan... Alhamdulillah msih baik2 aja. Smoga teman2 masih tetap sehat, berjalan walau tidak mesti seperti orang buta :)
>Tq sob, salam hangat selalu :)
>Waalaikumussalaam wr wb. Insya Allah ust! semasih berpijak pada kitabullah dan al hadits kita tidak akan lepas kendali. Tq :)
>Yanuar : Masih baik2 aja bro, tq dah mo mampir lagi :)
BalasHapus>Ninda : Tq dek ! Salam hangat selalu :)
>Dhana : Salam sahabat, kadang perlu juga mengambil pelajaran dari pejalan buta. Tq :)
>Dewi : Buah knari jadi kedondonk, bgusnya jgn panggil om donk...
Panggil Abang ato yg agak mudaan dikit, Heeheeee... :))
bukan dengan matanya, tapi dengan hati.
BalasHapusMata boleh buta mas, tapi hati selalu awas.
Dan perjalanan hidup ini seperti melewati waktu malam, masa depan gelap, di depan hutan belantara, masuk saja.
tuh artinya apa gan?? ane gak ngerti kl puisi2
BalasHapusTeruskan langkah kedepan sob, dengan keyakinan yang kuat dan percaya bahwa Dia akan membimbing kita.
BalasHapuswihihi lama gak nongol.. puisinya bau bau galau nih :p
BalasHapusmungkin itulah gambarn orang yang hidup lepas dari tuntunan agama..
BalasHapussaran :
kembalilah ikuti tuntunan agama
butuh tulisan seputar ilmu ekonomi kunjungi repository unand :
jurnal ekonomi andalas
Thanks atas kunjungannya, salam kenal
BalasHapusAssalamu’alaikum wr wb..
BalasHapusSaya newbi, mohon izin untuk nimbrung…perkenalan dulu saya SONHAJI dari www.pengurasWCtanpasedot.wordpress.com ,saya telah membaca beberapa tulisan di blog anda sangat menarik sekali dan bermanfaat bagi diriku yang newbi ini. Saya akan berkunjungi lagi jika ada tulisan baru. Dan saya berharap adanya kunjungan ini bisa selalu silaturrahim, memperbanyak teman bahkan saudara, terimakasih ya atas respon positifnya.
Wassalamu’alaikum WR WB
Semoga dalam "gelap" menemukan "cahaya sejati" yang akan membawa sampai ke tujuan, meski tanpa tongkat... :)
BalasHapusasswrwb... bukan dg mata, tapi dg mata hati.
BalasHapusmata hati jauh lbh tajam dan terang, krn dialah yg akan menuntun kita ke arah yg benar..